Sukses

Soal Politik Dua Kaki, Demokrat: SBY Pidato Politik 17 September

Menurut Ferdinand, semua tokoh dan kader Demokrat akan dikumpulkan dalam acara pidato politik SBY itu.

Liputan6.com, Jakarta - Sikap Partai Demokrat yang mengizinkan sejumlah kadernya mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin, dinilai sebagai politik dua kaki yang mereka jalankan di Pilpres 2019.

Terkait hal ini, Ketua DPP Bidang Advokasi Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahean mengatakan, Ketua Umum partainya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), akan memberikan penjelasan terkait sikap dan arah dukungan Demokrat di Pilpres 2019.

"Nanti tanggal 17 September di Djakarta Theater akan ada pidato politik Pak SBY, sehingga dengan komando itu tidak ada lagi narasi berbeda," jelas Ferdinand saat dihubungi, Rabu (12/9/2018).

Menurut Ferdinand, semua tokoh dan kader Demokrat akan dikumpulkan dalam acara tersebut, untuk mendapat arahan dari Ketua Umum dan mendapat perintah dari sekjen partai.

"Semua akan turut di garis komando, hanya pengaturan narasi kampanyenya seperti apa. Bukan satu kampanyekan Jokowi dan satu Prabowo. Itu publik salah menanggap," terang politikus Demokrat ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Khawatir Kehilangan Suara

Ferdinand menjelaskan, dispensasi yang diberikan Demokrat kepada kadernya untuk mendukung Jokowi, yang kemudian dianggap sebagai politik dua kaki, karena partai mengetahui di beberapa wilayah animo masyarakat sangat tinggi terhadap Jokowi dan tidak mungkin partai memaksa dukungan ke arah Prabowo.

Jika hal itu dipaksakan, lanjut Ferdinand, Demokrat khawatir akan menghilangkan suara dukungan untuk calon legislatif mereka di Pemilu 2019.

"Kami tidak ingin datang dan bernarasi yang bertentangan dengan mood publik. Contohnya di Papua, kalau kami datang mengkampanyekan capres Prabowo, sementara mood publik sangat tinggi terhadap Jokowi, akhirnya partai kami yang menjadi korban kehilangan suara," jelas Ferdinand.

"Karena itu, di daerah tertentu kami berikan dispensasi," Ferdinand menegaskan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.