Sukses

3 Strategi Jitu Erick Thohir dan Djoko Santoso Nakhodai Timses Pilpres

Erick Thohir resmi ditunjuk menjadi ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin. Di kubu seberang, Prabowo-Sandiaga mempercayai nakhoda kemenangan Pilpres 2019 di tangan Djoko Santoso.

Liputan6.com, Jakarta Erick Thohir resmi ditunjuk menjadi ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin. Erick bakal berusaha memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin dengan berbagai strategi.

Di kubu Prabowo-Sandiaga, ada Djoko Santoso sebagai lawan Erick Thohir. Meski belum dideklarasikan, Djoko Santoso disebut akan menjadi ketua tim kampanye Prabowo-Sandiaga.

Keduanya akan saling mengadu gagasan dan strategi untuk kemenangan kedua pasangan capres-cawapres itu.

Berikut ulasannya:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Sasar Kaum Milenial

Bakal calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin resmi menunjuk mantan Ketua Inasgoc Erick Thohir sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019. Sebagai ketua TKN, Erick diberikan amanah kepada Jokowi agar mengutamakan kepentingan rakyat.

"Kalau Beliau mengarahkan sangat sederhana bahwa tentu kami panitia bekerja untuk Beliau tapi bagaimana untuk rakyat ke depan terpenting," kata Erick di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/9).

Dia pun enggan merinci strategi apa yang akan dilakukan ke depan untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf. Dia menjelaskan akan segera menggelar rapat perdana. Pada rapat nanti kata Erick akan dibicarakan bagaimana meraup hati rakyat dan milenial. Yang terpenting, saat ini akan memfokuskan visi dan misi untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin.

 

3 dari 4 halaman

2. Fokus soal Isu Ekonomi

Erick Thohir akan menjadi 'nakhoda' dalam pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019. Erick dinilai mampu menggaet suara rakyat, terutama kaum milineal dan pebisnis.

Sebagai pengusaha sukses tentu Erick lihai dalam urusan ekonomi. Hal ini salah satu yang bisa diterapkan untuk tim dalam kampanye nanti. Di mana saat ini masyarakat sangat mengeluhkan soal melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Banyak anggapan kondisi ini sama seperti tahun 1998. Meski begitu, Erick Thohir menilai, angka depresiasi rupiah tidak mengkhawatirkan. "Apakah ekonomi Indonesia dibilang jelek? Tidak. Data-data menunjukan '98 dengan sekarang jauh posisinya, tapi ada equilibrium yang terjadi di dunia," kata Erick usai deklarasi ketua TKN di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/9/2018).

Djoko Santoso, calon Ketua Tim Kampanye Nasional pasangan bakal capres-cawapres, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, mengaku telah menyiapkan berbagai macam strategi untuk bersaing dengan tim sukses kubu Jokowi - Ma'ruf Amin yang dinakhodai Erick Thohir.

Djoko membocorkan salah satu strateginya adalah merangkul suara generasi muda. Djoko menyatakan kesiapannya bersaing dengan Erick yang digadang-gadang bisa menggaet suara kaum milenial.

"Ya saya siap saja. Wong saya anak buah ya. Anak buah. Pas kebetulan saya dari sekolah militer. Ada satu tradisi di militer itu bahwa tugas itu harus dilakukan sebaik baiknya," ujar dia di Jakarta Timur, Sabtu (8/9/2018).

 

4 dari 4 halaman

3. Berjuang Tunaikan Janji

Koalisi Prabowo-Sandi belum mengumumkan secara resmi nama ketua timsesnya di Pilpres 2019. Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Djoko Santoso kandidat kuat mengisi kursi panglima perang Pilpres tahun depan itu. Djoko Santoso berterima kasih kepada Prabowo dan rekan koalisi telah mempercayakan dirinya masuk timses.

Mantan Panglima TNI itu mengatakan, menjadi bagian timses Prabowo-Sandi sama saja mendapat tugas menjalani janji prajurit. Meski bukan lagi bertugas sebagai alat negara, Djoko menuturkan, dirinya harus berjuang menunaikan janji menyelamatkan kedaulatan bangsa dan bernegara lewat jalur politik.

Mantan anak buah Prabowo saat masih di militer itu bahkan menyebut ancaman besar sejatinya adalah ancaman non militer. Sayang dia tak menjelaskan detail ancaman mendasar tersebut.

"Kelihatannnya perjuangan telah beralih bukan di senjata lagi, karena saya lihat ancaman-ancamannya berat. Ancaman yang berat adalah non militer dan ancaman ancaman ini sangat mendasar bisa menghabisi Republik ini," ujar Djoko, Sabtu (8/9).

Reporter: Desi Aditia Ningrum

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.