Sukses

Pilkada 2020 Diusulkan Ditunda, Ini Respons Tim Pemenangan Gibran-Teguh

Bila Pilkada 2020 ditunda, menurut tim pemenangan Gibran-Teguh, jarak atau masa jabatan hingga digelarnya Pilkada serentak 2024 akan semakin dekat.

Jakarta Tim pemenangan calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan wakilnya Teguh Prakosa, kini tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi Pilkada Solo pada 9 Desember mendatang. 

Mereka pun menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan secara ketat dalam setiap aktivitas politik. 

"Kami tetap persiapkan dengan mengikuti protokol kesehatan. Ihwal usulan penundaan pilkada, kalau kami kan hanya melaksanakan. Mau jalan ya jalan, ditunda ya mau apa lagi. Segala persiapan tetap dilakukan karena kami asumsikan tak ditunda," kata Ketua Tim Pemenangan Gibran Rakabuming dan Teguh Prakosa, Putut Gunawan, Selasa, 22 September 2020. 

Merespons makin banyaknya pihak yang menyuarakan penundaan pilkada, menurut Putut hal tersebut akan berdampak besar, khususnya terhadap partai politik. 

Karena bila Pilkada 2020 ditunda, lanjut dia, otomatis jarak atau masa jabatan hingga digelarnya Pilkada serentak 2024 akan semakin dekat.

"Kondisi itu tentu akan menimbulkan apatisme bagi para calon maupun pemilihnya. Contoh saja, bila Pilkada Solo 2020 tidak ditunda, masa jabatan pejabat terpilih hanya empat tahun. Kalau pilkada ditunda masa jabatannya tak sampai empat tahun," kata Ketua Tim Pemenangan Gibran dan Teguh ini.

Kondisi itu terjadi karena agenda Pemilu Serentak 2024 merupakan amanat undang-undang (UU).

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gencar Lakukan Sosialisasi

Sedangkan mengenai ancaman tingkat paritisipasi yang rendah dalam Pilkada 2020 karena digelar di tengah pandemi Covid-19, menurut Putut, masih bisa disiasati.

Caranya dengan gencar melakukan sosialisasi dan ajakan untuk berpartisipasi dalam pilkada.

Tim Pemenangan Gibran dan Teguh ini meyakini dengan gencar sosialisasi, pemilih mau datang ke TPS untuk menyalurkan hak suara mereka.

"Untuk menjaga tingkat partisipasi pemilih ya sosialisasi seluas-luasnya. Agar masyarakat mau mencoblos. Kecuali yang memang memilih untuk tak memilih," kata dia.

 

Simak berita Solopos.com lainnya di sini. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.