Sukses

Pilkada Solo 2020, Achmad Purnomo Tolak Gabung Tim Pemenangan Gibran-Teguh

Disinggung kemungkinan maju sebagai cawali-cawawali Solo di Pilkada 2020, Purnomo menilai belum ada tawaran menarik yang datang.

Solopos, Jakarta - Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo, menarik kembali kesediaannya menjadi bagian dari tim pemenangan Gibran-Teguh, dalam Pilkada 2020.

Hal tersebut dia sampaikan melalui pesan Whatsapp (WA) kepada Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo dan Ketua Pemenangan Pemilu, Putut Gunawan.

"Iya benar [tidak mau jadi tim pemenangan Gibran-Teguh]. Saya WA secara resmi tidak mau dicantumkan sebagai penasihat atau sebagai apa pun, saya ndak mau," ujar Purnomo saat dihubungi Solopos.com via ponsel, Minggu (26/7/2020).

Dia mengakui sempat bersedia dimasukkan dalam Tim Pemenangan Gibran-Teguh di Pilkada Solo tahun ini. Tapi kini dia menarik kembali kesediaan itu.

"Lah ya, ini tak ralat. Kan semua berkembang, saya ndak mau," tegas dia.

Menjelang akhir masa jabatannya sebagai Wawali Solo, Purnomo mengaku ingin beristirahat dari berbagai aktivitas politik. Apalagi saat ini dia diharuskan menjalani isolasi mandiri 10 hari karena dinyatakan positif Covid-19. Proses isolasi mandiri dia mulai Kamis sore 23 Juli 2020.

"Saya berpikir lebih baik istirahat total sebagai Wawali. Saya selesaikan tugas sampai Februari 2021. Setelah itu saya kembali ke keluarga, pengajian dan kegiatan sosial," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Belum Ada Tawaran Menarik

Mengenai statusnya sebagai kader PDIP, Purnomo mengaku tidak akan ada yang berubah. Tapi dia tidak akan lagi aktif dalam kegiatan politik.

"Anggota parpol tetap, sebagai kader PDIP. Tapi saya tidak akan lagi aktif," imbuh dia.

Disinggung kemungkinan maju sebagai cawali-cawawali Solo di Pilkada 2020, Purnomo menilai belum ada tawaran menarik yang datang. Sehingga dia belum berpikir untuk meramaikan bursa cawali-cawawali dari non-PDIP.

"Sampai sekarang belum berpikir. Ndak ada. Sampai sekarang belum ada. Ndak tahu nanti kalau ada penawaraan, dan penawarannya saya anggap bagus ya bisa saja berubah pikiran dik. PKS nawari, tapi hanya lima kursi," urai dia.

Padahal untuk bisa mengusung pasangan cawali-cawawali Solo harus memiliki sedikitnya sembilan kursi DPRD Solo. PKS harus menggandeng sedikitnya dua parpol pemilik kursi di DPRD Solo agar bisa mengusung calon sendiri.

"Apakah memungkinkan PKS, PAN, Gerindra, jadi satu? Kayaknya ndak mungkin di Solo ini. Jadi ya nanti Gibran lawan kotak kosong atau Bajo dari independen. Tapi yang terpenting Solo tetap adem, ayem dan tentram," seru dia.

 

Simak berita Solopos lainnya di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.