Sukses

Yusril Diminta Segera Siapkan Calon dari PBB untuk Pilkada 2020

Untuk jangka panjang, PBB akan mempersiapkan kader terbaiknya yaitu Yusril Izha Mahendra untuk menyongsong Pilpres 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) terpilih, Yusril Ihza Mahendra diminta bergerak cepat menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pada 2020.

Pimpinan sidang Muktamar ke-5 PBB, Afriyansah Ferry Noor mengatakan, pihaknya meminta ketua terpilih untuk bergerak cepat menjelang Pilkada serentak 2020 mendatang, salah satunya mempersiapkan kepala daerah dengan mengutamakan koalisi pendukung parpol Jokowi.

"PBB dan parpol pendukung lainnya harus bersatu terutama untuk menyamakan visi dan misi ke depan di daerahnya masing-masing," kata Ferry, Jumat (27/9/2019).

Yusril yang pernah menjadi kuasa hukum Jokowi dalam Pemilu 2019 juga diminta merangkul partai pendukung Jokowi dalam menghadapi perhelatan Pilpres 2024.

Untuk jangka panjangnya, kata Ferry, pihaknya akan mempersiapkan kader terbaik milik PBB yaitu Yusril Izha Mahendra untuk menyongsong Pilpres 2024.

Untuk mendukung itu, PBB sendiri akan mempersiapkan infrastruktur partai yang baik karena selama dua tahun belakangan ini kami memantau infrastruktur yang ada di partai melemah.

Pembenahan infrastruktur itu, kata Ferry, akan dilakukan dari tingkat pusat, provinsi, tingkat kota, kabupaten, hingga ke tingkat desa dan kelurahan.

"Karena selama pemantau ini memang lemahnya infrastruktur DPP PBB di daerah masing sangat minim untuk menunjang. Itu yang harus dibenahi dalam menyongsong pemilu 2024 mendatang," jelas Ferry seperti dikutip Antara.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bisa Mendulang Suara

Dengan pembenahan itu juga, tambah dia, PBB ingin mendulang suara lebih agar bisa mengisi parlemen karena perolehan tahun 2014 PBB mendapatkan suara 1,8 juta dengan akumulasi 1,4 persen, dan tahun ini turun menjadi 1,1 persen.

"Penurunan itu pun disebabkan oleh banyak hal, terutama tidak solidnya pendukung presiden. Ditambah lagi pemilu kemarin serentak sehingga partai tidak kompak dan menyebabkan perpecahan terjadi," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.