Sukses

Mama Emi: Jangan Biarkan Anak Perempuan Anda Dijual

Liputan6.com, Kupang- Calon Wakil Gubernur NTT, Emi Julia Nomleni yang biasa disapa dengan Mama Emi memanfaatkan waktu kampanye dengan menyambangi desa-desa di provinsi seribu pulau tersebut.

Saat mengunjungi warga desa Oeekam, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Mama Emi meminta seluruh warga desa untuk selalu menjaga dan melindungi anak perempuannya agar tidak terjebak dalam kasus perdagangan orang.

"Korban TKI paling banyak warga TTS, sehingga butuh perlindungan dari orangtua. Jangan biarkan anak perempuan anda dijual," tegas Mama Emi.

Pasangan Marianus Sae ini menegaskan, wajib hukumnya menjadi tugas pemerintah untuk menyediakan lapangan kerja bagi seluruh masyarakat NTT.

"Lebih baik mereka di rumah daripada menjadi TKI dan pulang dalam peti jenazah," ujar Mama Emi.

Menurut Mama Emi, untuk mengatasi hal itu, paket Marhaen mempunyai salah satu program unggulan yakni pemberdayaan, perlindungan bagi kaum perempuan dan anak.

Kaum perempuan dan pemuda desa akan diberdayakan melalui pelatihan wirausaha dan permodalan untuk membuka usaha.

Soal tenun ikat, menurut Mama Emi, para penenun akan diberdayakan dengan cara memberikan modal untuk membeli bahan baku untuk menghasilkan tenun khas Timor. Hasil tenun itu, lanjut Mama Emi akan disalurkan ke pasar yang sudah disiapkan pemerintah.

"Jika sudah ada pasar, orang-orang desa tidak akan kesulitan uang dan program pemberdayaan akan terus berlanjut," imbuh Mama Emi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Minta Keluarga Jadi 'Palang Pintu'

Pencegahan perdagangan orang (human trafficking) tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Perlu peran serta masyarakat luas, bahkan sampai tingkat keluarga, dapat mencegah rencana tindakan tidak berperikemanusiaan tersebut.

"Keluarga bersama masyarakat di desa harus jadi palang pintu anak-anak kita yang mau keluar," kata Cawagub NTT nomor urut 2, Emelia Nomleni, di Kupang, NTT, Jumat (13/4/2018).

Palang pintu yang dimaksud Mama Emi, sapaan akrabnya, adalah keluarga dan desa harus secara ketat menjaga anggotanya yang berencana meninggalkan rumah dan desa dalam waktu lama.

"Kita harus memastikan anak negeri yang keluar dalam posisi migrasi aman," ujar pasangan Marianus Sae ini.

Caranya, kata Mama Emi, dengan mendata setiap anggota keluarga yang keluar dan memuktahirkan data tersebut dalam jangka waktu tertentu.

"Kita harus tahu dia kerja sama siapa dan tinggal di mana," tegas insinyur perempuan ini.

Lebih jauh, Mama Emi mengatakan, peran keluarga sangat penting mengingat banyak kasus perdagangan orang juga dimulai dari ajakan keluarga.

"Desa banyak yang tidak tahu warganya keluar karena yang ajak omnya dan tantenya sendiri," ujarnya.

Mama Emi mengatakan, pencegahan perdagangan orang tidak akan efektif jika kemiskinan dan kesulitan lapangan kerja masih terjadi di NTT.

Oleh karena itu, Mama Emi menegaskan, akan meneruskan Program Desa Mandiri Anggaran untuk Masyarakat Menuju Sejahtera (Desa Mandiri Anggur Merah) yang sudah diterapkan oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya saat ini.

Bedanya, jika terpilih menjadi Cawagub NTT kelak, Mama Emi akan mengubah segmen program ini kepada anak muda dan perempuan, kelompok yang banyak menjadi korban perdagangan manusia.

"Ini bukan menjadi satu-satunya program untuk mengentaskan kemiskinan di NTT tetapi hanyalah salah satu dari program-program lainnya,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.