Sukses

Sandiaga Blak-blakan soal Donatur Penyokong Kampanye

Sandiaga mengatakan jumlah pasti dana yang disumbangkan sudah sesuai ketentuan dari KPU.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengatur tentang pembatasan sumbangan dana kampanye, termasuk dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2017.

Untuk dana kampanye yang berasal dari sumbangan pihak lain perseorangan, seperti yang dimaksud dalam Pasal 5 ayat 3 huruf a, paling banyak Rp 75 juta selama masa kampanye.

Sedangkan dana kampanye yang berasal dari sumbangan pihak lain kelompok atau badan hukum swasta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 3 huruf b dan huruf c, paling banyak Rp 750 juta selama masa kampanye.

Kemudian, dana kampanye yang berasal dari partai politik, gabungan partai politik, pihak lain perseorangan, atau pihak lain kelompok atau badan hukum bersifat kumulatif selama penyelenggaraan kampanye.

Terkait sumbangan dana itu, calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sempat mengatakan jika ada beberapa pihak pengusaha swasta yang akan menjadi donatur dalam kampenyanya bersama Anies Baswedan.

"Oh itu sudah, alhamdulillah sudah cair. Nanti kita umumkan. Baru dua, nanti kita ada lagi yang sudah menyatakan ingin membantu," ujar Sandiaga di Jakarta Pusat, Rabu 18 Januari 2017.

Terkait jumlah pasti dana yang disumbangkan, Sandiaga mengatakan jika hal tersebut sesuai ketentuan dari KPU.

"Lumayan (jumlah dananya). Saya berharap sih mentok ke batasnya, kan ada batasnya kalau pengusaha di Rp 75 juta pribadi. Kalau dari perusahaan Rp 250 juta. Mudah-mudahan mentok, Rp 75 juta dan Rp 250 juta," ucap Sandiaga.

Saat ditanya awak media mengenai spesifik siapa pengusaha-pengusaha yang menjadi donaturnya, Sandiaga hanya menjawab, "Pengusaha-pengusaha ada yang di bidang IT, ada yang di bidang SDA. Sudah bilang oke," ucap Sandiaga lagi.

Evaluasi Debat Pilkada

Selain itu, Sandiaga mengaku telah melakukan beberapa evaluasi. Khususnya soal penampilan dirinya yang terlihat kurang senyum selama acara debat berlangsung.

"Jadi evaluasi kemarin, kita secara menyeluruh puas dengan hasilnya, tapi ada tetap perbaikan yang harus kita lakukan. (Saya) harus lebih banyak senyum. Tegang sih enggak. Semua bilang Mas Sandi kok kurang senyum. Saya bilang saya kaget waktu itu karena di luar kesepakatan ada kayak serangan pribadi, itu saja," kata Sandiaga.

Walaupun sempat menyayangkan ada "serangan" pribadi khususnya kepada pasangan cagubnya, Anies Baswedan, Sandiaga tetap memutuskan untuk tidak memperpanjang masalah tersebut.

"Saya merasa karena gini, kan semua keluarga saya pendidik, ibu saya dosen, tante saya, om saya, kakak saya juga dosen. Itu saya langsung ngerasa sekali gitu, profesi dosen dilecehkan. Tapi ya sudahlah, yang udah lewat ya udah lewat, beliau (Ahok) juga sudah menyesali, enggak usah diperpanjang," jelas Sandiaga.

"Warga masyarakat bisa menilai pemimpinnya sendiri," ucap Sandiaga lagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.