Sukses

Elektabilitas Ahok Setelah Jadi Tersangka Versi LSI Denny JA

Survei ini digelar pada 31 Oktober sampai 5 November.

Liputan6.com, Jakarta - Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA kembali merilis survei setelah gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyandang status tersangka. Dalam survei itu, LSI menyebut tingkat keterpilihan pasangan Ahok-Djarot ini tinggal 10 persen.

"Sebelum tersangka pun dukungan kepada Ahok-Djarot terus merosot, survei kami usai status tersangka tersisa 10,6 persen saja. Ini sangat mengancam kekalahan paslon nomor 2, serta berpotensi besar tersingkir di putaran pertama," papar peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (18/11/2016).

Penurunan elektabilitas Ahok-Djarot ini, kata Ardian, karena lebih dari setengah pendukung loyal mereka memilih mundur. "Data kami mencatat 40 persen pendukung lama masih bertahan, dan 60 persennya memilih meninggalkan Ahok-Djarot," ucap Ardian.

Hal ini, menurut dia, menguntungkan kedua rivalnya Agus Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Dukungan ke mereka juga mempengaruhi angka pemilih yang belum menentukan pilihan atau swing voters yang terus menurun setelah Ahok tersangka.

"Sebelum berstatus tersangka, swing voters sebesar 34,50 persen. Namun, usai status Ahok berubah, angka (swing voters) jadi 24,6 persen. Ini menunjukkan mereka sebagian besar sudah mencondongkan pilihan ke paslon antara nomor 1 atau nomor 3," kata Ardian.

Saat ini elektabilitas pasangan Agus-Sylvi meningkat dari 20,9 persen ke 30,9 persen dan Anies-Sandi meningkat 20 persen menjadi 31,9 persen.

Survei ini digelar pada 31 Oktober sampai 5 November dengan metode multistage random sampling. Ada 440 responden yang berpartisipasi dengan margin error 4,8 persen.

Sebagai catatan, meski survei dilakukan sebelum status tersangka Ahok, sebaran kuesioner LSI Denny JA telah menyelipkan poin-poin pertanyaan yang merujuk apabila status tersangka resmi disandang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.