Sukses

Bupati Banyuwangi Ungkap Pengalaman Ikut Pilkada Tanpa Mahar

Anas menegaskan, berdasarkan pengalamannya dua kali ikut pilkada, justru malah dibantu penuh oleh PDIP.

Liputan6.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengungkapkan pengalamannya saat maju dalam Pilkada di Banyuwangi, Jawa Timur. Saat itu, ia mengaku tidak mengeluarkan uang sebagai mahar kepada partai.

"Pengalaman saya mengikuti 2 kali Pilkada pada 2010 dan 2015 yang diusung PDIP, sama sekali tidak ada mahar atau uang yang harus dibayarkan ke partai. Secara resmi maupun tidak resmi, dua kali ikut pilkada ini saya tidak pernah dimintai mahar oleh PDIP," ujar Anas saat dihubungi, Sabtu (12/3/2016).

Anas mengatakan hal itu menanggapi pernyataan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang mengaku dimintai uang mahar oleh salah satu partai yang berminat mengusungnya dalam Pilkada DKI Jakarta. Sebelumnya, Ahok memutuskan maju lewat jalur independen karena mengaku dimintai mahar yang kisarannya Rp 100 hingga Rp 200 miliar. 

Anas menegaskan, berdasarkan pengalamannya 2 kali ikut pilkada, justru malah dibantu penuh oleh PDIP. Ia mencontohkan saat harus membiayai saksi-saksi, Anas tak mengeluarkan uang. Sebab, PDIP secara total mengerahkan kader-kadernya sebagai saksi di tingkat pemungutan suara (TPS) hingga rekapitulasi di KPU.

"Untuk saksi, sama sekali tidak ada biaya. Malah PDIP menyiapkan kader-kadernya untuk menjadi saksi di setiap TPS. Ini saya alami betul dan pasti dialami oleh kandidat lain," jelas dia.

Anas menambahkan, PDIP juga menggembleng para kadernya secara mandiri sebagai saksi. Bahkan ia sempat melihat langsung pelatihan mandiri bagi saksi-saksi PDIP di pilkada Banyuwangi.

Karenanya, Anas menegaskan bahwa biayanya memenangi pilkada Banyuwangi relatif murah karena tidak keluar uang mahar dan biaya saksi.

"Saya hanya diminta mengunjungi pelatihan itu untuk menyampaikan visi-misi dan program kerja. Ini sangat membantu mewujudkan politik biaya murah, karena salah satu komponen paling mahal dalam pilkada adalah untuk para saksi," ucap Anas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.