Sukses

Pesan Terakhir AHY Kepada Kader Demokrat Jelang Masa Tenang

Dihadapan ribuan kader dan simpatisan Partai Demokrat, AHY menyampaikan, partai berlambang mercy ini optimistis dengan militansi kader di lapangan.

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pesan terakhir kepada kadernya menjelang masa tenang hari ini, Minggu, (14/4/2019).

Dihadapan ribuan kader dan simpatisan Partai Demokrat, AHY menyampaikan, partai berlambang mercy ini optimistis dengan militansi kader di lapangan. Dengan militansi itu, maka Partai Demokrat bisa sukses dalam Pileg 2019 dengan menempatkan kader-kadernya di parlemen.

"Saya juga dapat laporan dari DPD tentang bangkitnya semangat kader untuk menang di pemilu ini, hasil enggak pernah mengkhianati usaha. Semoga hasil suara mencapai target yang kita harapkan," kata AHY di Surabaya, Sabtu (13/4/2019).

Atas dasar itu, jika bisa sukses dalam Pileg 2019, AHY menegaskan Partai Demokrat bakal membidik untuk menjadi peserta dalam Pilpres 2024, lima tahun mendatang.

"Siap bertarung untuk 2024?" tanya AHY kepada ribuan kader dan simpatisan Demokrat yang hadir. Mereka pun serempa menjawab, "Siap,".

AHY juga mengajak para kader untuk tidak golput pada Pemilu 17 Mei 2019. Demokrat ingin mendapat suara signifikan agar pada Pemilu 2024 mendatang bisa jadi partai pemenang.

"Untuk itu, saya ingatkan untuk bertarung 2024, kita harus menang di 2019 dengan gemilang. Jangan golput," kata putra sulung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemilu yang Tak Menguntungkan

AHY mengaku bahwa Pemilu 2019 yang dilakukan serentak untuk pileg maupun Pilpres tak menguntungkan bagi partainya.

Hal itu, kata AHY, karena parpolnya tergolong partai yang tak punya kader utama dalam kontestasi Pilpres 2019 sehingga kurang mendapatkan efek elektoral.

"Pemilu yang menggabungkan legislatif dan presiden memang kurang menguntungkan, hanya parpol yang punya kader utama yang mendapatkan efek elektoral signifikan," ujar suami Annisa Pohan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.