Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah menyebut keputusan Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (bacapres) menunjukkan etika dan budaya politik yang sangat berharga.
Dia mengatakan sikap Megawati tersebut membuktikan bahwa menjadi ketum partai politik tak memberikan previlege atau keuntungan untuk langsung maju di Pilpres.
Baca Juga
"Keputusan Ibu Mega menetapkan Mas Ganjar, telah memberikan pelajaran etika politik dan budaya politik yang sangat berharga bagi bangsa ini," kata Basarah saat menghadiri konsolidasi pemenangan Pilpres 2024 di Kantor DPD PDIP Banten, Serang, Sabtu 27 Mei 2023.
"Bahwa ternyata menjadi ketum parpol, bukanlah suatu previlege, bagi sang ketum untuk kepentingan-kepentingan pribadinya," sambungnya.
Dia menyampaikan Megawati mengusung Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai capres di Pilpres 2019. Padahal, PDIP saat itu mampu mengusung capres dan cawapres sendiri.
"Tapi Megawati memutuskan untuk mendukung Jokowi sebagai capres RI dan menjadi ketum partai di bawah satu previlage untuk mementingkan kepentingan keluarga maupun kepentingan-kepentingan yang lain," jelasnya.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini
Demokrasi Bukan Hanya untuk Kaum Elite
Dengan mengusung Ganjar sebagai capres 2024, kata dia, Megawati juga membuktikan bahwa demokrasi bukan hanya untuk kaum elite saja. Artinya, masyarakat biasa bisa menjadi seorang presiden.
"Keputusan Ibu Mega membuktikan bahwa rakyat biasa seperti Jokowi bisa menjadi presiden RI," ujar Basarah.
Dia menuturkan sikap ini kemudian Megawati saat mengusung Ganjar sebagai capres 2024, yang merupakan masyarakat biasa. Basarah mengatakan hal ini menunjukkan politik dan demokrasi di PDIP yang tak hanya untuk kaum elite saja.
"Dan akhirnya sejak Pemilu 2014, kontestasi calon presiden dan cawapres bukan hanya kontestasi kaum borjuasi dan kaum elit bangsa kita ini, tapi juga rakyat marhen rakyat biasa ikut dalam kontestasi pemilu presiden," pungkas Basarah.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement