Sukses

Belajar dari Kecelakaan Nh Dini, Pengemudi Harus Bisa Mendeteksi Bahaya Sejak Awal

Nh Dini mengembuskan napas terakhirnya pada usia 82 tahun, karena kecelakaan mobil.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu sastrawan besar yang dimiliki Indonesia, Nh Dini meninggal dunia, Selasa sore (4 Desember 2018). Novelis perempuan 82 tahun ini mengembuskan napas terakhirnya karena kecelakaan mobil.

Dalam video yang beredar, Toyota Avanza, yakni taksi dengan pelat H-1362-GG yang mengangkut Nh Dini mengalami kecelakaan dengan truk pelat nomor AD-1536-JU di KM 10 Tol Semarang. Mobil tersebut dihajar oleh truk yang sepertinya tidak mampu menanjak dan akhirnya meluncur ke belakang dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Belajar dari kecelakaan tersebut, pendiri sekaligus instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan memang banyak yang harus diperbaiki dalam konteks masyarakat Indonesia yang belajar mengemudi dari pengalaman semata. Para pengemudi ini sudah mengendarai mobil belasan sampai puluhan tahun hanya bermodalkan feeling dan keberuntungan.

"Seorang pengemudi yang baik adalah yang bisa melakukan manuver terencana. Artinya, saat melakukan pengereman terencana, belok kiri terencana, belok kanan terencana. Bukan, karena gerakan manuver mendadak atau refleks," jelas Jusri saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (5/12/2018).

Lalu, bagaimana seorang pengemudi bisa melakukan perencanaan mengemudi dengan kondisi jalan yang dinamis?

"Pertama, mendeteksi bahaya, yang mengancam dan berpotensi mengancam dirinya. Bahaya bisa datang dari depan, kiri, belakang, kanan, bahkan atas. Pastikan indera mata bisa mendeteksi segala potensi bahaya dan ancaman dari awal, dan ketika bahaya tidak terlihat, maka sikapi dengan meningkatkan kewaspadaan," tegasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Sementara itu, Jusri juga menyoroti perilaku pengemudi truk di jalan. Bahkan, cukup banyak kejadian yang melibatkan kendaraan angkut ini, mulai dari kendaraan mundur, gagal rem atau rem blong, tidak kuat menanjak, dan lain-lain.

"Untuk pengemudi truk, pastikan kendaraannya laik jalan. Kedua, pastikan kondisi mental dan fisik pengemudi dalam keadaan fit. Ketiga, jaga jarak pengereman atau jaga jarak saat melaju, karena muatan kendaraan lebih berat, dan daya pengeremannya lebih berat dari mobil penumpang biasa," lanjut Jusri.

Perlu diingat juga, bagi pengemudi truk jangan pernah melakukan perpindahan persneling atau gigi saat tanjakan atau turunan.

"Kemudian, pastikan muatan kita jangan berlebihan atau over capacity," pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.