Sukses

Gempa Tak Surutkan Pertamina Penuhi Kebutuhan BBM

Meski dalam kondisi tak menentu, Pertamina tetap berupaya melayani pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan Elpiji.

Liputan6.com, Jakarta - Bencana gempa yang memporak-porandakan Lombok beberapa waktu lalu menelan banyak korban jiwa dan luka-luka.

Tercatat hingga Senin (13/8/2018), dampak gempa berkekuatan 7 Skala Richter (SR) itu menyebabkan 436 orang meninggal dunia.

Meski dalam kondisi tak menentu, Pertamina tetap berupaya melayani pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan Elpiji.

Seusai gempa, SPBU Pertamina bahkan 100 persen beroperasi sehingga memperlancar mobilitas warga terdampak bencana.

Bahkan, SPBU di Kayangan Lombok Utara yang merupakan wilayah terparah terdampak gempa, juga melayani masyarakat seperti biasa.

Saat ini bantuan dari berbagai pihak mengalir untuk membantu meringankan beban para korban.

Pertamina pun turut ambil bagian dalam upaya pemulihan korban gempa dengan menyalurkan bantuan ke lokasi-lokasi gempa, berupa sembako, obat-obatan, dapur umum, dan mendirikan Mandi Cuci Kakus (MCK).

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Tidak cuma itu, Pertamina juga memberikan bantuan dengan menurunkan tim medis guna mendukung proses perawatan pasien korban gempa, baik perawatan fisik maupun psikologis.

Berdasarkan temuan tim medis di lapangan, selain mengalami trauma kepala, trauma tulang, banyak juga yang mengalami ketakutan psikis.

Psikolog kenamaan Tika Bisono mengapresiasi upaya Pertamina dalam membantu pemulihan kondisi kesehatan dan psikologis korban gempa.

Ia berharap, trauma healing yang diberikan tim medis Pertamina dapat membantu korban gempa dalam melupakan trauma yang menghinggapi mereka. Karena memang tidak mudah menghilangkan bayang-bayang yang pernah dialami pada saat kejadian.

"Misalnya saja ketika itu mereka melihat cuaca gelap atau tanah turun. Nah ketika mereka melihat mendung, bisa saja mereka menjadi stres dan ketakutan. Itu yang harus dihilangkan," terangnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.