Sukses

Pertimbangkan Ini Bila Ingin Beri Gadget ke Anak

Efek terlalu berlebihan bermain gadget pada anak adalah ketergantungan, gangguan perilaku, gangguan tidur dan mengganggu kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Di zaman yang serba canggih ini, banyak anak yang lebih suka bermain games di gadget daripada permainan tradisional.

Efek terlalu berlebihan bermain gadget adalah ketergantungan, gangguan perilaku, gangguan tidur dan mengganggu kesehatan.

Sebagai orangtua juga harus turut mendampingi, jadi bukan hanya memberikan fasilitas gadgetnya saja lalu setelahnya melepaskan. Anda juga bisa berdiskusi dengan anak soal tujuan mereka menggunakan gadget tersebut untuk apa dan kapan saja mereka bisa bermain gadget. Itu semua harus ada batasan dan alasan yang jelas.

Bagaimana cara memutuskan bahwa anak sudah siap?

Hal ini menjadi pertimbangan paling awal yang harus dipikirkan sebelum memutuskan memberikan gadget pada anak. Keputusan ini bukan tergantung pada usia mereka tapi pada tingkat kedewasaan mereka ketika bisa menggunakan gadget dengan baik dan benar.

Oleh karena itu, ada baiknya memikirkan beberapa pertanyaan utama untuk membantu memandu respons anda terhadap keinginan anak yang ingin pakai gadget. Berikut tipsnya, melansir laman CNBC, Minggu (18/12/2022):

• Siapa yang lebih dulu memulai percakapan soal kepemilikan gadget, anda atau anak anda?

• Seberapa bertanggung jawabnya anak anda? Bisakah mereka dipercaya untuk menjaga barang-barang mereka dan menggunakan gadgetnya dengan benar?

• Seberapa bermanfaatnya gadget bagi anak anda, baik dari segi keamanan maupun perkembangan sosialnya?

• Seberapa sensitif anak anda dan bagaimana cara mereka menanggapi kritik?

• Seberapa baik anak anda mengatasi batasan penggunaan gadget dan media sosial?

Menggunakan pendekatan seperti ini mungkin bisa menjadi cara yang lebih baik untuk menilai minat dan kesiapan anak terhadap gadget.

Tidak ada aturan yang keras soal itu, anda bisa memutuskannya sendiri atau memilih diskusi dengan anak anda.

Apa pilihan alternatif selain gadget?

Jika Anda telah memutuskan bahwa sepertinya anak belum siap menggunakan gadget, ada sejumlah opsi alternatif yang bisa dipilih untuk memenuhi permintaan anak sekaligus membuat pikiran tenang.

• Gadget sederhanaGadget yang hanya bisa melakukan panggilan telepon atau sms. Sehingga gadget ini tidak memiliki kemampuan untuk internetan.

• Smart watch Jam tangan pintar ini dapat memberikan akses ke berbagai hal seperti sms, telepon, GPS, dan beberapa aplikasi lainnya.

Gadget ini juga memiliki manfaat tambahan karena melekat pada anak sehinga membantu mengurangi risiko kehilangan atau pencurian.Alternatif lainnya, mengizinkan anak untuk memakai gagdet yang Anda punya pada waktu tertentu atau hanya di sekitar rumah.

Atau mengizinkan mereka untuk menggunakan koneksi hotspot dari gadget Anda karena gadget mereka yang tidak mendukung internet tapi tetap dalam pantauan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bagaimana jika sudah terlanjur memberikan gadget?

Jika sudah terlanjur, Anda bisa mencoba beberapa cara untuk membatasi atau nemantau penggunaannya. Alat kontrol orang tua seperti Bark dan Qustodio memungkinkan anda memblokir akses ke situs web tertentu sambil memberikan peringatan untuk masalah seperti perundungan, pemangsa, dan konten seksual.

Alat pemantauan, termasuk aplikasi pemantauan waktu layar bawaan dapat membantu membatasi waktu yang dihabiskan anak Anda untuk aplikasi sehingga membatasi kecenderungan adiktif.

Namun yang paling penting adalah berdiskusi dengan anak tentang harapan jika mereka sedang menggunakan gadget. Menetapkan aturan dan eksepktasi yang masuk akal adalah kuncinya.Sementara jika anak mulai memperlihatkan perubahan dalam perilakunya atau melihat bahwa mereka menunjukkan kekhawatiran, anda harus bersiap untuk diskusi dan tunjukkan pada anak bahwa memberikan dukungan padanya.

Setelah mengetahui penjelasan detailnya, Anda baru bisa memutuskan cara terbaik untuk melanjutkannya, bisa meminta dukungan lebih lanjut dari pihak sekolah atau kepolisian.

 

Penulis: Nita Suci Lydiarti

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.