Sukses

Ajaran Bung Karno Melekat di Benak Surya Paloh

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menuturkan pentingnya kemandirian bangsa yang diajarkan Bung Karno.

Indonesia telah merdeka selama 68 tahun. Selama masa kebebasan itu, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menuturkan pentingnya kemandirian bangsa yang diajarkan Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Ajaran Bung Karno begitu melekat di benak Paloh.

"Dari prakemerdekaan sampai pascakemerdekaan kita bicara kemandirian. Ketika pemikiran bagaimana bangsa ini punya kemandirian besar, Bung Karno sebagai pendiri bangsa paham sekali untuk dihadirkan Indonesia ini mandiri adalah bangun jati diri dari bangsa itu sendiri," kata Paloh.

Hal itu diucapkannya dalam seminar bertajuk 'Indonesia Menjawab Tantangan: Kepemimpinan Menjadi Bangsa Pemenang' di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Kamis (28/11/2013).

Soekarno, lanjut Paloh, memahami kemandirian menjadi keniscayaan mengingat bangsa Indonesa telah terjajah selama 350 tahun. Perlu perubahan yang dilakukan agar hak Indonesia di mata internasional bisa dipandang.

"Jati diri bangsa dari membangun character building. Jadi kalau kita lihat situasi pada waktu itu, perasaan kita penuh percaya diri, tak ada anggap bangsa kita, bangsa kecil. Amerika memang besar, Soviet juga besar, Indonesia itu nomor 3 pada saat itu pikirannya. Membangun dari inferiority complex," ujarnya.

Beberapa hal pun dilakukan Bung Karno untuk meningkatkan kemandirian. Menurut Paloh, salah satu strategi adalah Colombo Plan.

"Dia kirim anak Indonesia ke seluruh penjuru dunia, Soviet, China, Amerika, ke mana saja. Karena tidak mungkin jadi bagus besar tapi dasar basic knowledge tidak setara dengan bangsa lain. Paling tidak ini disadari pemimpin bangsa," katanya dengan nada berapi-api.

"Supaya gagah Indonesia ini, maka dibangunlah proyek mercusuar. Gelora Bung Karno itu sports center terbesar di dunia, Masjid Istiqal, bagaimana cukup nggak dengan itu? Tidak! Jangan main-main. Dia tawarkan pikiran besar."

Berangkat dari banyaknya ide revolusioner Bung Karno yang membangun rasa kemandirian bangsa, Paloh mengaku pernah berdoa agar Bapak Proklamator itu terus memimpin. Namun, ia paham Bung Karno hanya manusia biasa yang tidak bisa melawan waktu. Akhirnya, Bung Karno pun lengser. Hal tersebut sangat disayangkan Paloh.

"Saya pernah berdoa waktu masih muda, bisa nggak Bung Karno tetap menjadi pemimpin kita. Padahal saya yakin doa itu tidak mungkin, karena itu menyalahi arti kehidupan. Ada saatnya lahir, tumbuh, dan mati. Satu kedustaan ketika kita mau lihat Bung Karno yang hebat itu tanpa menerima kekurangannya. Akhirnya era Bung Karno selesai, maka ada rezim baru," tandas Paloh. (Mut/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.