Sukses

Indonesia Pertimbangkan `Katering Otomatis` untuk Jamaah Haji

Muassasah Asia Tenggara mengajak pemerintah Indonesia menanamkan investasi dalam proyek peningkatan katering jamaah haji.

Muassasah Asia Tenggara mengajak pemerintah Indonesia untuk menanamkan investasi dalam proyek pembangunan pabrik pengolahan makanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Hal itu mengemuka dalam pertemuan Ketua Muassasah Asia Tenggara Zuhair bin Abdulhamid Sedayu dengan Menteri Agama sekaligus amirul hajj Suryadharma Ali. Pertemuan itu berlangsung di Kantor Urusan Haji Indonesia, Kota Jeddah, Sabtu, 19 Oktober siang Waktu Arab Saudi.

"Pada prinsipnya, pihak muassasah menyampaikan konsep peningkatan pengadaan katering. Mereka akan mendatangkan mesin otomatis untuk mengolah makanan dari Jerman. Dengan mesin itu, higienitas makanan lebih baik karena sentuhan tangan manusia diminimalkan," ujar Suryadharma Ali, seperti dikutip Liputan6.com Minggu (20/10/2013).

Menurut Menteri Agama, muassasah berharap proyek itu bisa berjalan sesuai dengan rencana. Jika demikian, kualitas makanan yang akan diberikan kepada jamaah Indonesia menjadi lebih baik. "Proses pendistribusian makanan kepada jemaah menjadi tepat waktu, tepat rasa. Selain itu, mereka akan mudah memproduksi makanan sesuai dengan selera makanan dari daerah. Ya, setidaknya mendekati," tutur Suryadharma.

Terkait dengan ajakan itu, Suryadharma menjelaskan, pada prinsipnya Indonesia tertarik dengan rencana tersebut. Hanya saja, imbuh Menteri Agama, sebelum memutuskan untuk bergabung, pemerintah harus terlebih dahulu memastikan banyak hal. Beberapa di antaranya adalah keamanan invetasi, dampak terhadap pengurangan biaya makanan, keuntungan lain yang bisa dinikmati oleh jemaah, hukum investasi, dan keabsahan uang haji jika digunakan untuk investasi.

"Semua akan segera dikaji. Seandainya dari sisi hukum tak melanggar, itu jadi poin untuk melangkah. Namun, kami juga harus memastikan dulu bahwa investasi itu harus zero risk. Jadi, ajakan ini murni bersifat bisnis. Nantinya pun, jemaah yang akan dilayani tak hanya dari Indonesia, tapi dari Asia Tenggara. Setiap tahun, totalnya mencapai 310.000 orang," urai Menteri Agama.

Adapun dalam pertemuan sebelumnya, Ketua Muassasah Asia Tenggara Zuhair bin Abdulhamid Sedayu mengungkapkan bahwa pihaknya membutuhkan dana sedikitnya 300 juta riyal untuk membangun pabrik pengolahan makanan tersebut. (Tnt/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini