Sukses

Warga: Mendingan Sembako Murah Deh daripada BLSM

Imbas kenaikan harga BBM pada besaran harga sejumlah kebutuhan dinilai tak sebanding dengan jumlah BLSM yang dibagikan.

Sebagai kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), pemerintah memberikan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) kepada warga miskin. Sebesar Rp 300 ribu dibagikan untuk jatah BLSM selama 2 bulan.

Namun, pemberian BSLM justru dikeluhkan masyarakat. Imbas kenaikan harga BBM pada besaran harga sejumlah kebutuhan dinilai tak sebanding dengan jumlah BLSM yang dibagikan. Jika harus memilih, masyarakat pun lebih memilih, lebih baik harga bahan pokok dipermurah daripada diberikan BLSM.

"Mendingan harga sembako turun. Nggak dapet bantuan kaya gini, nggak apa-apa deh," kata Lathifah, seorang warga penerima BLSM di Kantor Pos Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (26/6/2013).

Wanita yang kesehariannya bekerja sebagai kuli cuci baju itu mengatakan, dana BLSM yang diterimanya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga. Sementara dari profesinya, dia hanya bisa menghasilkan Rp 300 ribu setiap bulannya. Apalagi sudah tak ada suami untuk membantu mencari nafkah.

"Ya nggak cukup. Anak tiga, yang mau masuk sekolah satu, buat bayar utang. Habis sudah," keluh warga Jalan Pisangan Baru itu.

Selain itu, pembagian BLSM juga dinilai tidak merata. Banyak tetangga lain yang sama-sama kurang mampu namun tidak menerima BLSM. "Ini kan untung-untungan. Banyak juga yang nggak dapet. Jadi iri-irian. Mendingan sembako murah deh," ucap Lathifah.

Sebanyak 6.998 KK dari 8 kelurahan akan telah terdaftar sebagai penerima BLSM di Kantor Pos Jatinegara. Pada hari Rabu ini, sebanyak 2 kelurahan akan menerima jatah 2 bulan dana BLSM-nya, yakni Pisangan Baru dan Rawa Bunga. (Ndy/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.