Sukses

Cuaca Hari Ini Minggu 28 Mei 2023: Sebagian Jabodetabek Diguyur Hujan Siang Nanti

Sementara, pagi hari ini cuaca di sejumlah titik Ibu Kota diperkirakan cerah berawan dan berawan.

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian wilayah Jabodetabek pada hari ini, Minggu (28/5/2023), diselimuti awan tebal. Cuaca tersebut terjadi pada pagi dan malam hari nanti.

Di pagi hari awan tebal ada di wilayah Jakarta Barat, sedangkan malam nanti di Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.

Sementara, cuaca pagi ini, sejumlah titik di Ibu Kota diprakirakan cerah berawan dan berawan. Siang nanti, Jakarta Barat diguyur hujan intensitas ringan, sedangkan Jakarta Selatan dan Jakarta Timur hujan sedang.

Cuaca di daerah penyangga Ibu Kota yakni Depok, Tangerang, Bogor serta Bekasi diprakirakan BMKG, cerah berawan pagi hari ini. 

Namun, siang nanti sebagian kota penyangga tersebut diprediksi hujan diselingi petir dan angin kencang hingga malam hari. 

"Waspada hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dengan skala lokal dan durasi singkat pada waktu siang hingga malam hari di sebagian wilayah Kab dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab dan Kota Bekasi," jelas BMKG diperingatan dini cuaca hari ini, Minggu. 

Berikut informasi prakiraan cuaca untuk wilayah Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota   Pagi   Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Berawan Tebal   Hujan Ringan   Berawan Tebal 
 Jakarta Pusat  Cerah Berawan  Cerah  Berawan Tebal 
 Jakarta Selatan  Berawan  Hujan Sedang   Hujan Ringan 
 Jakarta Timur  Berawan   Hujan Sedang   Hujan Ringan 
 Jakarta Utara  Cerah Berawan  Cerah  Berawan Tebal 
 Kepulauan Seribu  Cerah   Cerah  Berawan Tebal 
 Bekasi  Cerah Berawan   Berawan   Berawan
Depok Cerah Berawan Berawan Berawan
Bogor  Cerah Berawan  Hujan Ringan    Berawan
 Tangerang  Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ketahui Perbedaan El Nino dan La Nina serta Dampaknya Terhadap Cuaca di Indonesia

Indonesia terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, di wilayah tropis, sehingga memiliki iklim tropis dengan karakteristik cuaca yang sering berubah.

Letak geografis tersebut membuat Indonesia terkena pengaruh berbagai sistem cuaca, termasuk siklus monsun, siklon tropis, dan fenomena El Nino dan La Nina. Karena itu, cuaca di Indonesia sangat dipengaruhi oleh perubahan massa udara, arah angin, dan pergerakan sistem cuaca global.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun 2023 yang akan tiba lebih awal dari sebelumnya. Selain itu, curah hujan yang turun selama musim kemarau akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya. BMKG mempresiksi puncak musim kemarau 2023 akan terjadi Agustus 2023.

Dikutip dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Senin (22/5/2023), La Nina diprediksi akan segera beralih ke fase netral pada periode Maret 2023 dan bertahan hingga semester pertama 2023. Sedangkan pada semester kedua, terdapat peluang sebesar 50-60% bahwa kondisi netral akan beralih menuju Fase El Nino.

"Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih. Perlu aksi mitigasi secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang diperkirakan akan jauh lebih kering dari tiga tahun terakhir," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin (6/3/2023).

3 dari 3 halaman

Perbedaan El Nino dan La Nina

Lantas, apa perbedaan El Nino dan La Nina? 

Definisi El Nino

Dikutip dari Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat, El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Selama periode El Nino, suhu permukaan laut di wilayah timur dan tengah Samudera Pasifik meningkat secara signifikan, menyebabkan perubahan pola cuaca di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Selama periode El Nino, pola angin dan arus Samudra di sekitar wilayah Pasifik mengalami perubahan. Angin pasat yang biasanya berhembus dari timur ke barat melemah, mengurangi transportasi air dingin yang kaya nutrisi dari kedalaman laut ke permukaan.

Akibatnya, air hangat yang biasanya terkonsentrasi di sekitar wilayah barat Pasifik merambat ke timur, mengubah pola suhu dan kelembaban di wilayah tersebut dan menyebabkan lebih sedikit air dingin naik ke permukaan.

Definisi La Nina

Sementara itu, La Nina merupakan kebalikan dari El Nino, ketika La Nina terjadi, SML di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya. Pendinginan SML ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Dikutip dari laman BBC News, saat terjadi La Nina, angin berhembus lebih kencang dari biasanya di sepanjang khatulistiwa di atas Samudra Pasifik, dari Amerika Selatan menuju Asia. Angin pasat ini membuat air hangat berkumul di lepas pantai Asia sehingga menyebabkan naiknya air ke permukaan laut. Sedangkan di sisi timur, kondisi tersebut menyebabkan air dingin naik ke permukaan.

La Nina sering dikaitkan dengan peningkatan curah hujan di beberapa wilayah, terutama wilayah tropis seperti Indonesia. Biasanya, La Nina terjadi setelah periode El Nino, atau pada interval antara kedua fenomena ini dapat terjadi. Namun biasanya, La Nina berlangsung lebih singkat daripada El Nino.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.