Sukses

Teror Ular di Tangerang Tak Hentikan NasDem Sosialisasikan Anies

Partai NasDem tidak surut semangat dengan aksi teror terhadap Anies Baswedan yang turun ke daerah. Terakhir, kediaman Mantan gubernur Banten Wahidin Halim dikirimi ular kobra sekarung menjelang kehadiran Anies di Tangerang.

Liputan6.com, Jakarta - Partai NasDem tidak surut semangat dengan aksi teror terhadap Anies Baswedan yang turun ke daerah. Terakhir, kediaman Mantan gubernur Banten Wahidin Halim dikirimi ular kobra sekarung menjelang kehadiran Anies di Tangerang.

Ketua DPP NasDem Willy Aditya mengatakan, aksi tersebut tidak justru membuat NasDem menghentikan langkah Anies sosialisasi di daerah. NasDem akan meneruskan safari politik Anies selama tidak melanggar ketentuan.

"Aksi teror seperti yang terjadi di Tangerang ini tidak akan menyurutkan kami. Sepanjang kami tidak melanggar ketentuan yang ada, maka kami akan terus melakukan apa yang semestinya kami lakukan," ujar Willy kepada wartawan, Rabu (25/1).

Teror politik tersebut justru menambah semangat NasDem. Bahwa apa yang sedang diperjuangkan berada di jalan yang tepat. Perjuangan itu untuk membawa arus gerakan perubahan restorasi Indonesia.

"Adanya teror dan tantangan justru akan semakin menambah semangat dan keyakinan kami dalam perjuangan ini. Perjuangan untuk membangun Indonesia yang lebih baik dalam arus gerakan perubahan Restorasi Indonesia," tegas Willy.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dilempari Puluhan Ular

Sebelumnya, rumah mantan Gubernur Banten, Wahidin Halim dilempari puluhan ular kobra oleh orang tak dikenal. Teror pelemparan ular itu terjadi jelang kedatangan Anies Baswedan ke Tangerang.

Pantauan di lapangan, puluhan ular kobra masih tersimpan di dalam karung plastik transparan Rabu (25/1) dinihari. Puluhan ular itu tergeletak di halaman belakang rumahnya.

3 dari 3 halaman

Teror Politik

Wahidin menganggap puluhan ular berbisa itu merupakan teror politik. Dia menegaskan tidak takut terhadap aksi teror semacam itu.

"Biasa itu politik tidak beradab, kejahatan politik dengan berbagai cara bagaimana menteror untuk menakut-nakuti," tegas Wahidin.

Sumber: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.