Sukses

SBY: Tua-Muda Punya Hak Sama Maju Sebagai Capres

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar negara memberikan ruang seadil-adilnya kepada semua pihak yang ingin maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Liputan6.com, Jakarta Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar negara memberikan ruang seadil-adilnya kepada semua pihak yang ingin maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Dia pun meminta agar pemerintah tidak masuk terlalu jauh untuk mengatur pencalonan seseorang.

"Willing to compete, meningkatkan kapabilitas, meningkatkan elektabilitas, dan yang penting negara memberi ruang yang sama, ruang yang adil, tidak boleh negara masuk terlalu jauh sehingga mengganggu fairness, keadilan bagi siapa pun yang hendak mencalonkan sesuatu," ujar SBY saat momen makan malam, di Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat, (13/1/2023)

SBY menegaskan bahwa dirinya tak percaya jika para calon pemimpin bangsa harus dipersiapkan khusus oleh pihak-pihak tertentu.

"Saya tidak percaya pemimpin itu harus dipersiapkan secara khusus oleh pihak-pihak tertentu. Secara demokrasi itu akan meredam mereka yang ingin menjadi pemimpin," kata SBY.

SBY mengingatkan bahwa rakyat memiliki hak untuk menentukan pemimpinnya sendiri. Sehingga negara harus memberikan kesempatan kepada siapa pun yang ingin maju sebagai pemimpin.

Dia juga mengingatkan kepada seluruh penyelenggara pemilu agar berlaku adil kepada siapapun. Baik yang memiliki hak suara maupun yang akan dipilih nanti oleh rakyat.

"Sehingga keseluruhan perangkat di negeri ini, penyelenggara pemilu, pemerintah, semua harus membuat pemilu ini yang memilih rakyat ini berjalan secara jujur adil, kira kira seperti itu. Sehingga kalau ditanya, saya misalkan apakah ini waktunya saya menjelang mengakhiri sebagai presiden, menurut saya harus mempersiapkan itu," sambungnya.

Generasi Tua-Muda

SBY mengatakan, generasi tua dan muda memiliki hak yang sama untuk maju sebagai calon presiden. Dia menilai, semua generasi memiliki peluang yang sama untuk berkompetisi.

"Ini pandangan saya, karena akan muncul, mereka punya peluang yang sama, berkompetisi dengan baik, tentu dengan aturan yang baik. Kalau itu terjadi rakyat akan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri, berdaulat betul, dan mereka akan memilih siapapun yang menurut rakyat capable, integritasnya baik, dan kira-kira siap untuk mengemban tugas di negeri ini," jelasnya.

Terutama, kata SBY, generasi muda diberikan kesempatan agar bisa maju berkontestasi di Pilpres 2024. Serta, biarkan rakyat memilih dan menentukan siapa pemimpin yang tepat untuk bangsa Indonesia.

"Tidak berarti yang tua tidak berhak untuk maju lagi, tapi sebaliknya yang muda juga diberikan kesempatan, itu yang namanya adil, fair, dan akhirnya kan yang memilih nanti rakyat, rakyat lah yang berdaulat, katakan suara rakyat adalah suara Tuhan, artinya biarkan rakyat memilih, itu hak, harus terima siapapun yang diterima rakyat," imbuh SBY.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ancaman Nasdem Jika AHY Ngotot Maju Cawapres

Partai Nasdem memastikan koalisi dengan PKS dan Demokrat akan bubar jika salah satu partai asa yang mengajukan persyaratan. 

Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menegaskan, koalisi harus dilakukan tanpa adanya persyaratan dari partai manapun. Baik NasDem, PKS maupun Demokrat.

"Lebih cepat lebih baik. Tapi yang masalah bukan Partai NasDem yang masalahnya kita kemudian ingin deklarasi bersama tapi memberikan syarat itulah yang sulit," kata Ahmad Ali, saat dihubungi merdeka.com, Rabu (11/1/2023).

Ahmad Ali menyebutkan, jika salah satu partai memberikan persyaratan dalam penjajakan koalisi dia pastikan koalisi tersebut akan bubar.

"Yang mau ditegaskan kalau kemudian ada partai yang memaksakan keinginannya untuk memakasakan kadernya untuk menjadi syarat berkoalisi saya pastikan koalisi bubar," tegasnya.

"Kalau kita misal NasDem meletakan sosok lalu gimana PKS dan Demokrat begitu sebaliknya artinya koalisi tidak setara lagi," imbuh Ahmad Ali.

Hal ini dikatakan Ali usai Partai Demokrat ngotot agar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jadi cawapres dalam koalisi tersebut.

Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.