Sukses

Hanya Burung Hantu yang Bisa Pisahkan Koalisi NasDem, Demokrat, PKS

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Andi Arief menyebut, hanya burung hantu yang berupaya memisahkan NasDem, Demokrat, PKS di tengah batalnya deklarasi koalisi tiga partai itu.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Andi Arief menyebut, hanya burung hantu yang berupaya memisahkan NasDem, Demokrat, PKS di tengah batalnya deklarasi koalisi tiga partai itu.

Meski demikian, dia tak menjelaskan siapa burung hantu itu. Diketahui, rencananya NasDem, Demokrat, dan PKS akan mendeklarasikan koalisi mereka pada Kamis 10 November 2022. Namun, itu dibatalkan.

"Hanya 'burung hantu' yang bisa memisahkan koalisi NasDem, Demokrat dan PKS," kata Andi Arief dilihat dari akun Twitternya.

Dia hanya mengatakan, seperti kehidupan burung hantu, pihak yang ingin memisahkan koalisi tersebut bekerja malam dan buas.

"Burung hantu, burung yang bekerjanya malam dan buas. Hanya itu yang bisa memisahkan koalisi perubahan dan perbaikan," jelas Andi.

Terpisah, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengaku, tidak ada gangguan dalam rencana koalisi NasDem, Demokrat, PKS. Soal burung hantu baiknya ditanyakan langsung ke Andi Arief.

"Tanya Mas (Andi) Arief dong kalau itu, sampai hari ini sih ngga ada gangguan, enggak pernah ada upaya untuk memecah belah koalisi yang sedang dibangun hari ini," kata Ali ditemui di JCC Senayan, Jakarta.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Ditentukan Faktor Eksternal

Menurutnya, batal atau tidaknya koalisi NasDem, PKS, Demokrat tidak ditentukan faktor eksternal. Dia bilang, sejauh ini komunikasi ketiga partai itu berjalan lancar dan semakin banyak titik temu.

"Sehingga kita tidak perlu menanggapi isu-isu luar. Ya kita bicara fakta- fakta saja. Pelakunya adalah NasDem, PKS dan Demokrat. Jadi orang-orang dari luar itu, berita-berita di luar itu adalah berita hoaks yang menurut saya tidak ada kebenarannya," tuturnya.

"Tapi itulah politik, politik itu perlu dirapikan. Itu jadi salah satu bagian daripada politik. Jadi ya enggak usah ditanggapin," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.