Sukses

Polri: Pelaku Perundungan Badannya Dokter, Tapi Jiwa dan Sikapnya Bukan

Staf Ahli Kapolri, Irjen Adi Deriyan Jayamarta menegaskan tidak ada tempat untuk segala bentuk perundungan di Indonesia. Termasuk di dunia kedokteran. Menurut Adi, perundungan hanya akan melahirkan jiwa-jiwa penjahat.

Liputan6.com, Jakarta - Staf Ahli Kapolri, Irjen Adi Deriyan Jayamarta, menegaskan tidak ada tempat untuk segala bentuk perundungan di Indonesia. Termasuk di dunia kedokteran. Menurut Adi, perundungan hanya akan melahirkan jiwa-jiwa penjahat.

"Saya khawatir pelaku bullying (di dunia kedokteran) badannya dokter, tapi jiwa dan sikapnya bukan,” kata Adi saat agenda Focus Group Discussion (FGD) bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DKI Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers diterima, Selasa (27/9/2022) malam.

Jenderal bintang dua ini meyakini, ada hal kontradiktif antara perundungan dan jiwa mulia seorang dokter. Sebab, relevansi antara keduanya sangat bertabrakan.

“Yang saya tahu seorang dokter mempunyai kemampuan intelegence yang bagus, moral yang bagus, kemudian etika yang bagus,” jelas Adi.

Adi mengaku kaget saat mendapat informasi adanya dugaan budaya perundungan di dunia kedokteran.

Dia memastikan, jika budaya perundungan di lingkungan kedokteran benar terjadi, maka hal itu menjadi berbahaya.

“Ketika dia tahu itu kejahatan, tetapi tetap dilakukan dengan dalih kalau tidak melakukan maka nilainya akan dikasih buruk dan tidak bisa lulus dan kamu tidak bisa menjadi seorang dokter, maka itu adalah penjahat,” yakin Adi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dorong Gerakan Revolusioner

Adi pun mendorong gerakan revolusioner di dunia yang secara bersama mengurai problem perundungan. Salah satunya sejak di lingkungan lembaga pendidikan guna menghindari pelaku berbuat hal tidak pantas.

“Ini (perundungan) sudah katagori jahat, siapapun berhadapan dengan prilaku ini. Apalagi ketika dia meminta ada hal-hal yang tidak pantas (seperti) pelecehan seksual," Adi menandasi.

Senada dengan itu, Anggota Komisi IX DPR RI Nabil Haroen mengajak segenap elemen dari para dokter, tenaga medis, juga TNI-Polri untuk membantu memutus mata rantai perundungan di dunia kedokteran ini.

“Harus ada kerjasama dan kerja bersama untuk menstop dan memutus mata rantai perundungan ini. Ini tidak bisa dibiarkan, sangat mengerikan. Dunia kedokteran harus dibersihkan dari perilaku perundungan. Jangan sampai ada dokter-dokter berjiwa jahat yang terus lahir dari sistem buruk ini," ungkap dia.

3 dari 3 halaman

Focus Group

Sebagai informasi, dalam agenda Focus Group ini, hadir juga beberapa narasumber lain, selain Staf Ahli Kapolri dan Nabil Haroen selaku perwakilan DPR, hadir juga Dr. Adib Khumaidi Sp.OT selaku Ketua Umum PB IDI, kemudian Dr. Slamet Budiarto, SH selaku President Elect PB IDI, lalu Dr. Aldin Neilwan Pancaputra selaku Ketua IDI DKI Jakarta dan Kolonel Laut Dr. Wiweka, MARS selaku Ketua MKEK IDI DKI Jakarta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.