Sukses

70 Persen Petani Usia Lanjut, Kementan Genjot Pengusaha Pertanian Milenial

Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkap sejumlah tantangan serius untuk mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan secara berkelanjutan di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkap sejumlah tantangan serius untuk mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan secara berkelanjutan di Indonesia.

Selain meningkatnya jumlah penduduk, perubahan iklim serta isu geopolitik, juga minimnya regenerasi petani.

Maklum, sejauh ini jumlah petani di Indonesia masih didominasi oleh orang tua yang usianya di atas 45 tahun dengan menjalankan usaha tani secara konvensional dan sangat dipengaruhi situasi iklim.

Repotnya, generasi muda Indonesia belum benar-benar tertarik untuk menggeluti sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ketersediaan produk pangan pokok.

"Petani di kita ada 33 juta lebih, 70 persen di antaranya berusia lebih dari 45 tahun atau disebut petani kolonial,” tutur Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, saat menutup pelatihan Agribisnis Smart Farming Batch 3 di Bogor, Kamis (22/9/2022).

Sementara hanya 29 persen petani yang umurnya masih muda alias milenial. Minat generasi muda di bidang pertanian, kata Dedi, cenderung mengalami penurunan dan lebih banyak yang memilih bekerja di kota seperti sektor industri, jasa, dan lainnya.

"Untuk mengatasi persoalan ini kami terus melakukan edukasi kepada anak-anak muda agar tertarik menjadikan petani sebagai profesi. Upayanya bagaimana menjadikan hasil pertanian sebagai komoditas yang menguntungkan dan menjanjikan," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bangun Ekosistem Petani Milenial

Ia menambahkan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian juga telah membangun ekosistem petani milenial yang mengelola pertanian secara terpadu dari hulu hingga hilir.

Selain itu, menggenjot tumbuhnya wirausaha muda di bidang pertanian melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) ini.

"Dan kami telah mencetak pengusaha pertanian milenial, membuat program Agribisnis Smart Farming dengan penerapan teknologi pertanian yang berorientasi agribisnis oleh wirausahawan muda," kata dia.

3 dari 3 halaman

Diberikan Akses KUR

Mereka juga diberikan akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta untuk membentuk kemitraan usaha agribisnis modern.

"Kami berharap ke depan lebih banyak lagi pemuda-pemuda terdidik yang menjadi pelopor dalam usaha pertanian," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.