Sukses

PDIP: Biarkan yang Lain Berdansa Politik, Tugas Kita Turun ke Rakyat

Kader dan pengurus PDI Perjuangan (PDIP) diinstruksikan untuk terus turun ke bawah tak ada jarak dengan masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Kader dan pengurus PDI Perjuangan (PDIP) diinstruksikan untuk terus turun ke bawah tak ada jarak dengan masyarakat.

Mereka diminta jangan terpengaruh dengan manuver politik yang tidak perlu, terlebih dengan urusan Pilpres 2024.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Taruna Merah Putih (TMP) Provinsi Jawa Barat. Kegiatan dilaksanakan di Kantor DPD PDIP Jawa Barat, Jalan Pelajar Pejuang 45, Bandung, pada Senin (11/7/2022).

Menurut dia, di saat yang lain melakukan manuver tingkat elite untuk kepentingan capres-capresan terlebih Pemilu 2024, kader PDIP justru harus bermanuver ke rakyat.

"Biarkan yang lain berdansa politik, tugas kita adalah turun ke bawah bersama rakyat tanpa henti, menjadi bagian dari solusi," kata Hasto.

Dia menegaskan, setiap organ partai, apalagi kader TMP harus terus bergerak ke bawah tanpa ada yang bisa menjadi hambatan. "Perjuangan dan gerakan ke bawah tidak pernah stop. Mau bergerak 24 jam silahkan, bahkan 26 jam pun dipersilahkan bagi kader TMP," ungkapnya.

"Kader partai haram hukumnya tidak bergerak. Terus bergerak ke bawah," sambungnya.

Pada kesempatan itu, Hasto banyak menjabarkan tentang Pancasila pada spirit kelahirannya tanggal 1 Juni 1945 yang digelorakan Bung Karno dan digali dari Bumi Indonesia. Bahwa Indonesia ini bangsa hebat.

Dia menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah menugaskan agar digali sejarah bangsa agar kita memahami akar dan jati diri bangsa.

"Mengapa seluruh agama bisa masuk dengan damai tanpa konflik, mengapa kita saat ini bisa hidup damai, apa falsafah kita? Maka itulah DPP melakukan kajian bersama sosiolog, antropolog, dan arkeolog, untuk menegaskan kita punya rekam jejak sejarah membanggakan termasuk di Pasundan," jelas Hasto.

"Kebudayaan kita hebat, itu yang harus kita angkat kembali," lanjutnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tak Bedakan

Dijelaskan Hasto sila pertama dalam lahirnya Pancasila, itulah prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia tak akan membedakan keluarga atas dasar agama, suku ras, dan budaya. Tapi satu ketuhanan yang berkebudayaan.

"Sila pertama. Jadi suatu ketuhanan yang berbudi pekerto luhur, tidak ada egoisme agama; suatu ketuhanan yang berkebudayaan. Ini hakekat yang harus dipahami TMP. Wajib baca pidato lahirnya Pancasila 1 Juni," kata dia.

Kemudian dijelaskan sila kemanusiaan, yang mengandung falsafah luar biasa. Bahwa ke dalam, bertujuan membebaskan manusia Indonesia dari kemiskinan dan praktik kolonialisme. Sementara keluar, spiritnya adalah menggelorakan kepemimpinan Indonesia di dunia di berbagai bidang kehidupan.

"Karena itulah Iptek kita harus lebih hebat. Institusi pendidikan saja kita masih kalah dari Singapura dan Malaysia. Jadi bagaimana kita sebagai negara besar, kita harus lebih hebat. Bagaimana lebih hebat kalau dari sisi pendidikan saja kita tertinggal? Jadi kita harus masuk juga ke problematika pendidikan kita," jelas Hasto.

 

3 dari 3 halaman

Digelorakan Kembali

Ditegaskan Hasto, Pancasila adalah ideologi geopolitik yang harus terus digelorakan kembali.

Hal ini penting digelorakan di kalangan muda karena masa depan Indonesia berada di tangah mayoritas warga negara berusia muda, yang kerap disebut generasi milenial, generasi X.

“Peran kaum muda Indonesia jadi makin penting. TMP harus jadi pusat kaderisasi pemuda masa kini. Mereka harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, harus maju tak kenal berhenti,” tegas Hasto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.