Sukses

Satgas Covid-19: Selama Libur Lebaran Masyarakat Tak Patuh Prokes

Wiku juga membeberkan perkembangan terkini kasus Covid-19 pasca libur lebaran Idul Fitri 2022.

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut masyarakat tak patuh protokol kesehatan (prokes) selama libur Lebaran Idul Fitri 1443 H. Menurut dia, selama libur lebaran, jumlah masyarakat yang ditegur lantaran tak patuh prokes meningkat dua kali lipat.

"Bila dilihat dari data pemantauan prokes di masa menjelang cuti bersama hingga Idul Fitri tanggal 24-30 April dan tanggal 1-7 Mei 2022 terjadi kenaikan jumlah orang dipantau dan ditegur di tempat wisata sebesar lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya," ujar Wiku dalam jumpa pers, Selasa (10/5/2022).

Terkait kepatuhan penggunaan masker, menurut Wiku hanya setengah masyarakat Indonesia yang kerap menggunakan masker. Umumnya, menurut Wiku, masyarakat tak menggunakan masker saat berada di rumah makan.

"Angka kepatuhan selama pelaksanaan cuti bersama dari 27 provinsi terpantau, diketahui masih terdapat 49,5 persen masyarakat tidak patuh memakai masker pada area restoran dan kedai. Sedangkan pada area pemukiman sebanyak 22,1, persen masyarakat yang tidak patuh," kata Wiku.

Wiku juga membeberkan perkembangan terkini kasus Covid-19 pasca libur lebaran Idul Fitri 2022. Dia mengungkapkan, Indonesia cukup tangguh mempertahankan kasus agar tetap rendah meski saat libur lebaran.

"Bisa dikatakan Indonesia mulai transisi menuju fase endemi, hal ini cermin daripada mulai menurunnya besaran efek dari perilaku sosial ekonomi masyarakat," ujar Wiku.

Wiku menyebut, meski mobilitas masyarakat sangat tinggi di musim libur lebaran, namun hingga minggu pertama pasca-libur lebaran belum ada kenaikan kasus di beberapa provinsi yang menjadi tujuan mudik.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tetap Jaga Prokes

Namun demikian, Wiku meminta agar masyarakat Indonesia tetap memperketat protokol kesehatan meski Covid-19 terkendali.

"Ingat bukan karena kondisi yang terkendali kemudian pengendalian Covid-19 tidak dilakukan. Tapi pengendalian serta pengawasan akan tetap dijalankan dengan bentuk yang harus disesuaikan dengan kondisi terkini

PPKM masih tetap diberlakukan yang secara fakta mampu melandaikan dan mempertahankan kasus," kata Wiku.

Wiku juga meminta masyarakat tetap mengenakan masker saat bepergian. Wiku meyakini pandemi Covid-19 akan segera berakhir.

"Kita harus meyakini pandemi ini cepat atau lambat akan usai meski ada beberapa negara mengalami kenaikan kasus dan ada varian baru di negara lain," kata dia.

 

3 dari 4 halaman

Beberkan Perkembangan Kasus

Sementara terkait dengan perkembangan kasus Covid-19, Wiku membeberkan pada Minggu pertama pasca-libur lebaran, kasus aktif, sembuh dan meninggal mengalami perkembangan yang bervariasi.

Dia menyebut, kasus positif mingguan di seluruh provinsi mengalami penurunan.

"Penambahan kasus positif pada tujuh hari terakhir tertinggi di DKI Jakarta, yaitu 519 kasus dan terendah di Sumatera Barat dengan penambahan sebanyak enam kasus," kata dia.

Sementara presentase kesembuhan di seluruh provinsi mengalami kenaikan. Dia menyebut pertanggal 9 Mei 2022, presentase kesembuhan lebih dari 90 persen.

"Presentase kesembuhan tertinggi yaitu DKI Jakarta sebanyak 98,7 persen, Jabar 98,4 persen, dan Sumut 97,8 persen," kata Wiku.

Untuk kasus kematian mingguan di seluruh provinsi mengalami penurunan. Namun Jawa Tengah mengalami kenaikan meski tidak siginifikan.

"Penambahan kasus kematian tertinggi yakni di Jateng, yaitu 63 kasus, dan penambahan terendah yakni di Sumbar yaitu 0 kasus," kata dia.

Untuk kasus aktif Mingguan di seluruh provinsi mengalami penuruan. Dia menyebut pertanggal 8 Mei 2022 penambahan kasus tinggi di Jawa Barat yaitu 1.598 dan terendah di Sumatera Barat 92 kasus.

 

4 dari 4 halaman

Mudik Lebaran Aman

Pemerintah optimistis penyelenggaraan mudik Lebaran 2022 dapat berjalan aman dari COVID-19. Kebijakan mudik tahun ini juga dipersiapkan dengan matang bekerja sama berbagai lintas sektor.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, kebijakan mudik Lebaran yang diambil sudah melalui proses panjang, khususnya melihat perkembangan COVID-19 Tanah Air. Perkembangan COVID-19 nasional dinilai semakin membaik, sehingga kebijakan mudik diizinkan Pemerintah.

"Kebijakan mudik tahun ini merupakan hasil dari proses pemantauan dan pertimbangan yang panjang. Ini termasuk mempertimbangkan jumlah kasus COVID-19. Masing-masing daerah punya tantangan sendiri, misal pemenuhan cakupan vaksinasi dan prioritas bagi penduduk rentan seperti lansia," ujar Wiku saat sesi International Press Briefing di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Senin (18/4/2022).

"Ada juga implementasi kebijakan serta kesiapan fasilitas umum untuk mobilisasi massa dan pergerakan ke daerah asal dan tujuan wisatawan. Saat ini, untuk mencapai implementasi kebijakan yang baik, Pemerintah mendukung acara mudik gratis dan massal di berbagai daerah di Indonesia."

Upaya mengantisipasi lonjakan COVID-19 usai Lebaran juga terus dilakukan. Pemerintah secara rutin melakukan pertemuan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk memantau perkembangan COVID-19.

"Pemerintah optimistis kita bisa menyelenggarakan mudik tahun ini dengan aman COVID-19. Hal itu bisa terwujud jika kebijakan mudik yang disesuaikan dengan baik, dijalankan di lapangan serta kepatuhan masyarakat," ucap Wiku.

"Pemerintah juga terus memantau perkembangan kasus COVID-19 untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus pasca Idulfitri. Kami selalu melakukan pertemuan korelasi antar lembaga kementerian dan pemerintah daerah."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.