Sukses

Pengamat: Mudik Lebaran 2022 Berjalan Lancar, tapi Perlu Dievaluasi

Menurut dia, kemacetan yang terjadi saat mudik Lebaran 2022 tak separah mudik-mudik sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno, mengakui bahwa arus mudik Lebaran 2022 berjalan cukup sukses, meskipun tetap ada kemacetan. Namun, kata dia, kemacetan yang terjadi saat mudik Lebaran 2022 tak separah mudik-mudik sebelumnya.

"Dengan persiapan satu bulan, capaian seperti ini saya pikir nilainya sudah angka 7. Macet tetap macet, kalau enggak mau macet jangan mudik. Tapi, yang penting mobilnya diparkir berhari-hari di jalan, enggak boleh. Prinsipnya itu," kata Djoko kepada Liputan6.com, Selasa (10/5/2022).

Kendati begitu, dia menilai masih ada beberapa hal yang perlu dievaluasi agar mudik Lebaran berikutnya dapat berjalan lebih lancar. Djoko menyarankan pemerintah untuk menghilangkan kebijakan one way (satu arah) di jalan tol.

"Mungkin itu perlu dievaluasi lah. Saya kalau melihat one way kurang setuju karena dampaknya besar. Kalau contraflow enggak apa-apa, soalnya kalau contraflow ada satu sisi masih bisa," jelasnya.

"Tapi, risikonya contraflow itu diberi tahu, anda masuk ke jalur contraflow, anda enggak bisa rest area. Itu harus diingatkan, jadi contraflow-nya jangan total. Mungkin berapa tempat bisa keluar lagi," sambung Djoko.

Menurut dia, kebijakan one way sangat berdampak luar biasa bagi pemudik. Pasalnya, masyarakat harus mencari jalan lain untuk berpergian, sedangkan informasi untuk jalan arteri masih minim.

"Orang mau pergi, alternatif lain enggak ada. Lebih tepatnya contraflow, yang berlawanan masih bisa jalan. Kalau one way enggak bisa, harus jalur arteri, sementara info arterinya juga kurang," ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Usulkan Simulasi Ganjil Genap

Djoko mengusulkan agar pemerintah melakukan simulasi kebijakan ganjil genap, contraflow, dan one way untuk mudik lebaran berikutnya. Hal ini untuk mengetahui dampak apabila kebijakan-kebijakan tersebut diterapkan saat arus mudik dan balik.

"Jadi bisa dilakukan simulasi pemodelanny itu bisa, ya 2 (atau) 3 bulan sebelumnya. Kalau disini dampaknya apa, mungkin ada one way di daerah mana, jadi variasi lah untuk menerapkan contraflow, one way," tuturnya.

Di sisi lain, Djoko melihat mudik melalui jalur darat dan penyebrangan masih terjadi sejumlah masalah. Untuk jalur darat masalahnya yakni, kemacetan di sejumlah wilayah sementara jalur penyebrangan masalah teknis.

"Penyebrangan masalah teknis sudah selesai lah, jadi memisahkan jalur barang dan penumpang, optimalisasi pelabuhan, di sana ada pelabuhan penyeberangan ada pelabuhan laut. Dua-duanya bisa dimanfaatkan," ucapnya.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.