Sukses

Gerindra Pertanyakan Harga Minyak Goreng Mahal: Indonesia Produsen Terbesar

Ahmad Muzani mempertanyakan hanya minyak goreng di pasaran tinggi, mengingat Indonesia merupakan produsen terbesar dalam usaha ini.

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani mempertanyakan hanya minyak goreng di pasaran tinggi, mengingat Indonesia merupakan produsen terbesar dalam usaha ini.

Dia menyadari memang harga Crude Palm Oil (CPO) dunia sedang mengalami kenaikan, namun menurut Ketua Fraksi Gerindra DPR ini, hal tersebut bukan patokan.

"Tapi itu bukan menjadi patokan mengapa harga minyak goreng di dalam negeri kita masih tinggi. Apalagi Indonesia merupakan produsen terbesar bahan dasar minyak goreng. Jadi rakyat bertanya, kenapa harga minyak goreng kok masih mahal?," kata Muzani dalam keterangannya, Rabu (12/1/2022). 

Menurut dia, hampir seluruh perusahaan-perusahaan produsen minyak goreng besar dalam negeri menggarap lahan sawit di atas tanah Hak Guna Usaha (HGU) miliki negara.

Oleh sebab itu, Muzani berharap para pengusaha kepala sawit untuk lebih bijak dalam menerapkan harga minyak di domestik. Sebab, kenaikan harga minyak goreng ini berimplikasi buruk terhadap pertumbuhan ekonomi kerakyatan. 

"Dari data yang ada, hampir semua perusahaan yang bergerak di kelapa sawit menggunakan lahan hak guna usaha (HGU) miliki negara. Jadi ini memungkinkan para pengusaha sawit untuk menetapkan harga minyak goreng yang murah agar dapat dijangkau rakyat. Apalagi kita adalah produsen CPO terbesar dunia, yang artinya bahan baku minyak goreng sangat berlimpah," kata Muzani.

"Gerindra berharap kepedulian ini menjadi perhatian semua pihak agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati segala sumber kekayaan alam yang terkandung di bumi Indonesia sesuai amanat UUD 1945 Pasal 33 ayat 3," sambungnya.

Menurut Muzani, dengan mahalnya harga minyak goreng, jelas membuat usaha rakyat semakin berat. Sebut saja seperti pengusaha gorengan, nasi goreng, warteg, pengusaha kerupuk, masyarakat di pedesaan dan dusun-dusun merasa sangat terbebani dengan mahalnya harga minya goreng ini.

"Apalagi saat ini seluruh UMKM kita sedang berusaha bangkit dari kerterpurukan akibat krisis yang disebabkan pandemi Covid-19," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Segera Beri Perhatian

Muzani meminta agar pemerintah turut memberikan perhatian lebih terharap mahalnya harga minyak goreng. Misalnya dengan menetapkan harga atas dan harga bawah bagi minyak goreng baik secara kemasan maupun eceran (minyak curah). 

"Kami berharap pemerintah melihat mahalnya harga minyak goreng ini bisa diatasi seperti pemerintah mengatasi permasalah krisis batu bara beberapa waktu lalu. Misalnya dengan menetapkan harga atas dan harga bawah bagi minyak goreng kemasan dan curah," kata dia.

"Saya yakin, peran pemerintah akan sangat berpengaruh dan dapat mempengaruhi harga minyak goreng di pasaran. Sehingga seluruh rakyat Indonesia dan pelaku UMKM terutama bisa menikmati murahnya harga minyak goreng sesuai dengan predikat Indonesia sebagai eksportir CPO terbesar dunia," tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyoroti masalah harga minyak goreng yang mahal pada awal 2022 ini. Dia memaparkan berbagai indikator penyebab, salah satunya kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).

"Ini adalah fenomena yang akan kita hadapi di tahun 2022. Kenapa? Harga minyak goreng naik itu karena harga CPO naik. Itu naik, kita juga mempunyai andil dalam kenaikan itu," jelasnya saat peluncuran BUMN Holding Pangan, Rabu (12/1/2022).

Mendag Lutfi menyebut, ada macam-macam mekanisme harga minyak sawit mentah. Tetapi harga naik ini menjadi salah satu tujuan daripada Indonesia yang memproduksi kelapa sawit terbesar dunia.

"Ekspor kita tahun 2021 ini mustinya mencapai USD 27 miliar. Tertinggi dalam sejarah, harga per ton Rp 1.340. apa efeknya, harga minyaknya naik," ujar Mendag Lutfi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.