Sukses

Sudah Masuk Indonesia, Bagaimana Cara Pemerintah Hadapi Omicron?

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan varian Omicron sudah terdeteksi di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan varian Omicron sudah terdeteksi di Indonesia.

Omicron merupakan varian baru dari SARS-Cov-2, yang memiliki nama B.1.1.529.

Varian ini pertama kali terdeteksi dalam spesimen dari Botswana dan Afrika Selatan pada November 2021. Setelahnya, WHO memasukkan Omicron sebagai Varian of Concern (Voc) atau varian yang perlu diperhatikan.

Menurut informasi yang dihimpun dari CDC, ada kemungkinan varian Omicron lebih mudah menyebar dibandingkan virus asli SARS-CoV-2. Namun jika dibandingkan dengan varian Delta, dampaknya masih belum diketahui.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun langsung meminta kepada daerah menggenjot testing dan tracing terhadap masyarakat.

"Untuk pemerintah daerah saya minta testing dan tracing kontak erat digencarkan dan ditingkatkan," minta Jokowi saat menyampaikan rilis daringnya, Kamis (16/12/2021).

Jokowi berharap, situasi Covid-19 di Indonesia yang saat ini dapat dikatakan terkendali tidak kembali menjadi gelombang baru setelah Omicron masuk ke Indonesia.

"Kita harus berupaya jaga situasi tetap baik dan kasus aktif tetap rendah dan tingkat penularan jangan ampai melonjak lagi," harap Jokowi.

Jokowi pun mendorong agar masyarakat yang belum mendapat vaksin atau belum mendapat dua dosis vaksin untuk bisa segera mendatangi fasilitas kesehatan supaya mendapatkan vaksinasi Covid-19.

"Saya meminta semua warga yang belum mendapatkan vaksin agar segera mendatangi faskes agar mendapat vaksin, meski situasi di dalam negeri sudah mendekati normal, tapi jangan kendor," Jokowi menandasi.

Jokowi meyakini, dari temuan pasien terjangkit Omicron pada negara yang sudah terdeksi sebelumnya, Covid-19 varian baru ini belum menunjukkan keganasan yang sampai membahayakan nyawa pasien yang terjangkit.

"Sejauh ini varian Omicron belum menunjukkan yang membahayakan nyawa pasien, terutama pasien yang sudah divaksin," jelas Jokowi.

Sementara Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akan diperketat sesuai level di tiap-tiap daerah.

"Memperketat pelaksanaan PPKM di daerah masing-masing sesuai dengan levelnya. Level ini bisa naik turun, mungkin sampai dengan tahun baru, Januari itu tidak ada yang diturunkan," kata Ma'ruf.

Wapres menambahkan, pengetatan PPKM juga akan dilakukan melalui kebijakan yang diambil pemerintah. Salah satunya dengan meningkatkan level PPKM.

"Ada daerah yang bisa naik tingkat levelnya, tapi diketatkan. Walau tidak di level 3 kan bisa dilakukan pengetatan-pengetatan PPKM. Itu beberapa kebijakan yang diambil pemerintah," jelas Ma'ruf.

Berkaca pada pengalaman pada Covid-19 varian Delta, Ma'ruf mendorong antisipasi lebih dini untuk dapat dilakukan. Dia pun meminta kepada Pemda mulai untuk melakukan pencegahan wilayah masing-masing.

"Kita punya pengalaman Delta, Delta itu kurang kita antisipasi sehingga kita kebobolan. Oleh karena itu, ketika ini baru satu, semua pemda harus melakukan penyiapan untuk pencegahan," Ma'ruf menandasi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tekankan 3 Hal Ini

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menekankan tiga prinsip untuk menghadapi varian baru Covid-19, Omicron. Tiga prinsip tersebut yakni menegakkan protokol kesehatan (prokes), melakukan tracking dan tracing, serta mempercepat vaksinasi.

“Maka kita prinsip (untuk melakukan) penegakan prokes, kemudian sekali lagi tracking dan tracing, dan yang terakhir adalah percepatan vaksinasi,” katanya.

Tito menambahkan, Satgas Covid-19 di daerah nantinya menggunakan metode Spike Gene Target Failure (SGTF) dan juga mesin Whole Genome Sequences (WGS) untuk mengonfirmasi pasien apakah benar terkena Omicron atau bukan.

“Nanti di tiap (Satgas Covid-19) daerah itu ada namanya metodologi namanya SGTF, Spike Gene Target Failure, SGTF, jadi tidak harus menggunakan mesin Whole Genome Sequences, WGS,” terangnya.

Dia juga menekankan, siapa pun yang positif harus segera melakukan tracking dan tracing. Kepala daerah diminta untuk memfasilitasi hal tersebut ketika ada masyarakatnya terkonfirmasi positif Omicron.

“Itulah makanya perlu siapa pun yang positif segera di tracking dan tracing, dan kemudian dites, yang positif karantina, itu tekniknya,” terangnya.

Kemudian Tito juga meminta pemerintah daerah untuk melakukan percepatan vaksinasi. Sebab, sampai hari ini pemerintah belum mengetahui secara pasti terkait karakter Omicron, misalnya terkait tingkat keparahan penularannya. Saat ini, tengah berjalan proses penelitian di Indonesia maupun dunia terkait varian tersebut.

“Makanya kita datang ke sini (Sumbar) khusus berbicara mengenai percepatan vaksinasi itu, karena beberapa kasus yang sudah divaksin yang kena Omicron tidak parah bahkan ada yang simptom-nya rendah sekali,” tandasnya.

3 dari 3 halaman

Jangan Panik

Menteri Kesehatan RI meminta masyarakat tidak usah khawatir dan panik meski varian Omicron sudah teridentifikasi masuk Indonesia per 15 Desember 2021. Ia meminta masyarakat tetap hidup seperti biasa asalkan tetap jaga kewaspadaan.

"Protokol kesehatan jangan kendor. Jangan kurang disiplinnya terutama dalam hal memakai masker dan jaga jarak," tegas Budi dalam konferensi pers daring tentang perkembangan penanganan pandemi pada Kamis (16/12/2021).

Guna mencegah terpapar Omicron maupun varian lain, Budi juga meminta masyarakat tidak terlalu berkerumun dalam sebuah acara atau kegiatan dengan banyak orang. Hal ini guna mengurangi risiko terpapar COVID-19 yang diketahui bisa menular lewat droplet.

Masyarakat diharapkan tidak melakukan perjalanan ke luar negeri jika tidak terlalu penting. Bila ingin berlibur, Menkes berpesan agar berlibur di dalam negeri saja yang menurutnya cenderung aman.

"Tidak perlu ke luar negeri. Indonesia negara yang jauh lebih aman dari banyak negara di luar. Kita jaga keluarga, tetangga, dan jaga rakyat Indonesia," pesannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Setelah Covid-19 varian Delta dan Delta Plus, kini varian Omicron menimbulkan kekhawatiran di berbagai negara.
    Setelah Covid-19 varian Delta dan Delta Plus, kini varian Omicron menimbulkan kekhawatiran di berbagai negara.

    varian omicron

  • Setelah Covid-19 varian Delta dan Delta Plus, kini varian Omicron menimbulkan kekhawatiran di berbagai negara.

    Omicron