Sukses

Akhir Tahun, Anggaran APBD Naik Signifikan

Realisasi belanja tertinggi, yakni Kota Metro, Ternate, Lhoukseumawe, Bima, Sukabumi, Tanjung pinang, Banda Aceh, Tidore Kepulauan, Mataram, Payakumbuh.

 

Liputan6.com, Jakarta Pelaksana harian (Plh) Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Keuangan Daerah (Keuda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Agus Fatoni mengatakan bahwa jelang akhir tahun, realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021 mengalami kenaikan signifikan.

"Tren serapan atau realisasi anggaran daerah pada akhir Desember setiap tahun cenderung mengalami peningkatan yang signifikan," ujar Fatoni,  Senin (6/12). 

Fatoni membeberkan realisasi pendapatan daerah dari tahun ke tahun atau year on year yang capaian angkanya beragam. Misalnya pada 2019, rata-rata realisasi APBD sebesar 96,40%, sementara pada tahun 2020 rata-rata realisasinya sebesar 92,48%.

"Kemudian posisi realisasi pendapatan dalam APBD Tahun Anggaran 2021 per tanggal 2 Desember 2021 secara rata-rata sebesar Rp947,46 triliun atau 81,29 %," urainya.

Lebih lanjut diungkapkan Fatoni, realisasi pendapatan daerah sampai dengan 2 Desember 2021 terdiri dari dana transfer sebanyak Rp599 triliun atau 78,45%. Sementara sisanya sebanyak Rp164,51 triliun atau 21,55 % bersumber dari di luar dana transfer.

"Angka tersebut masih di bawah total pendapatan daerah secara rata-rata pada APBD Tahun Anggaran 2020 di kurun waktu yang sama, yaitu sebesar Rp1.050,93 triliun atau 92,48%," paparnya.

Sementara itu, untuk provinsi dengan realisasi pendapatan tertinggi di antaranya Daerah Istimewa Yogyakarta, Gorontalo, Jawa Barat, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Riau, Bali, Sumatera Utara, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Tenggara.

Kemudian untuk kabupaten dengan pendapatan tertinggi yaitu Kabupaten Bogor, Bojonegoro, Bengkalis, Tuban, Kotawaringin Barat, Kutai Timur, Malinau, Jembrana, Lamandau, dan Kulonprogo.

"Untuk kota dengan pendapatan tertinggi, yaitu Kediri, Magelang, Blitar, Yogyakarta, Denpasar, Padangpanjang, Metro, Bau-Bau, Mataram, dan Tarakan," imbuhnya.

Selain itu, Fatoni juga menjelaskan realisasi belanja daerah dari tahun ke tahun yang mengalami capaian yang beragam. Misalnya pada 2019, rata-rata realisasi APBD sebesar 90,29 %, sementara pada 2020 rata-rata realisasi APBD sebesar 82,69%.

"Posisi realisasi belanja dalam APBD TA 2021 per tanggal 2 Desember 2021 secara rata-rata sebesar Rp853,67 triliun atau 67,19%," sambung Fatoni.

Angka tersebut masih di bawah total belanja daerah secara rata-rata pada APBD TA 2020 di kurun waktu yang sama, yaitu sebesar Rp1.021,26 triliun atau 82,69%.

"Selisih tersebut disebabkan perhitungan realisasi 2021 pada awal Desember, sedangkan realisasi tahun 2020 diambil dari data akhir desember 2020. (Kemudian) adanya peningkatan yang optimal terhadap realisasi belanja di akhir Desember 2021," urainya.

Fatoni menyebutkan sejumlah daerah yang realisasi belanjanya tertinggi, misalnya untuk provinsi, yaitu Jawa Barat, Gorontalo, Kalimantan Selatan, Lampung, Jawa tengah, Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, Banten, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah.

"Sementara untuk realisasi belanja kabupaten tertinggi, yaitu Aceh Tengah, Dompu, Sukabumi, Pati, Kebumen, Lanny Jaya, Bolaang Mongondow Utara, Pulau Morotai, Seluma, Bengkulu Selatan," lanjutnya.

Kemudian, untuk kota dengan realisasi belanja tertinggi, yakni Kota Metro, Ternate, Lhoukseumawe, Bima, Sukabumi, Tanjung pinang, Banda Aceh, Tidore Kepulauan, Mataram, Payakumbuh.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini