Sukses

Satgas: Penanggulangan Covid-19 Perjuangan Rakyat Semesta Lawan Virus

Satgas Covid-19 mengungkapkan alasan DKI Jakarta masih ditetapkan sebagai kawasan PPKM level tiga kendati tren kasus sudah menurun.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Alexander Ginting menyebut penanggulangan COVID-19 sama halnya seperti perjuangan rakyat semesta melawan virus yang berdampak ke segala sektor kehidupan manusia.

Penanggulangan tersebut sudah dilakukan dengan berbagai macam bentuk, mulai dari PSBB, PPKM skala mikro, PPKM Darurat hingga yang paling cocok, yaitu PPKM level.

“Penanggulangan COVID-19 sama seperti perjuangan rakyat semesta melawan virus, yang berdampak ke ekonomi, sosial, budaya dalam rangka ketahanan nasional,” ujar Alexander dalam diskusi daring yang diikuti dari Jakarta, Selasa (12/10/2021).

Alexander menilai ada percepatan penanganan COVID-19 dari Juli diterapkan PPKM Darurat, saat kasus COVID-19 melonjak, kemudian di bulan September mulai mengalami pelonggaran aktivitas.

Pada Oktober 2021, sudah banyak daerah dengan PPKM level satu dan dua. “Melihat luasnya Indonesia tetap bisa melakukan pembatasan, sehingga terjadi perbaikan infeksi corona, baik di tempat terjauh maupun pusat,” ujar Alexander.

Dia mengatakan pelonggaran tersebut sesuai dengan level PPKM dan pencapaiannya di daerah. Hal itu diukur melalui positivity rate, keterisian rumah sakit, termasuk cakupan vaksinasi.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alasan DKI Masih PPKM Level 3

Alexander mengatakan alasan DKI Jakarta masih ditetapkan sebagai kawasan PPKM level tiga. Karena vaksinasi COVID-19 di wilayah penyangga seperti Bogor, Tangerang, dan Bekasi belum mencapai target pemerintah.

“Ini bisa mulai dikendalikan, tapi cakupan vaksinasi menjadi tugas kita bersama untuk mencapai lebih dari 80 persen, dan no one left behind, termasuk yang disabilitas, lanjut usia, menjadi tugas kita bersama,” ujar dia.

Demikian juga untuk Provinsi Papua, Alexander mengatakan vaksinasi di daerah tersebut menjadi tugas bersama, intervensi penyebaran COVID-19 harus menyerap kearifan dan budaya lokal.

“Di gunung dan daerah terpencil harus bisa mengikuti vaksinasi. Kalau di daerah nelayan, kita sesuaikan dengan waktunya, untuk petani di dataran rendah dan tinggi juga berbeda,” ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.