Sukses

Menkes Sebut Vaksinasi Terkendala Stok, Epidemiolog: Jangan Andalkan Program Vaksin

Menurut Dicky, seharusnya pemerintah memahami bahwa target vaksinasi adalah kelompok yang paling rawan atau pun beresiko tinggi, baik secara profesi, pekerjaan, maupun kondisi tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Ahli Epidemiologi Dicky Budiman menanggapi Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang menyampaikan pemerataan vaksinasi Covid-19 di Indonesia terkendala oleh stok yang tersedia. 

"Satu lagi fakta bahwa seperti yang saya sampaikan akhir tahun lalu dan awal tahun ini, ketika vaksin sudah ada, kita ini harus sangat konsisten, berkomitmen tinggi dalam target atau mencapai target pemberian vaksin," tutur Dicky saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (27/7/2021).

Menurut Dicky, seharusnya pemerintah memahami bahwa target vaksinasi adalah kelompok yang paling rawan atau pun beresiko tinggi, baik secara profesi, pekerjaan, maupun kondisi tubuh. Termasuk tenaga kesehatan, lansia, hingga warga komorbid.

"Itu yang harus dicapai dari awal. Karena kalau bicara itu ya relatif cukup. Tapi pada faktanya, pada program vaksinasi kita banyak serong kanan, serong kiri. Ada yang ke industri, ada yang ke ekonomi, dan lain sebagainya. Sehingga ya nggak akan cukup kalau begitu," jelas dia.

Sebab itu, Dicky melanjutkan, program vaksinasi belum menyelesaikan target pemerataan sesuai targetnya yang pas. Pada akhirnya, angka kesakitan, pelayanan rumah sakit, juga kematian menjadi tinggi.

"Jadi ya kalau begitu ya memang nggak akan cukup. Masalahnya sekarang ini dunia semua negara nggak cukup. Apalagi bicara negara Afrika, wah mereka kekurangan banget," kata Dicky.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kuncinya pada 3 T

Dicky menyarankan, pemerintah mesti serius memastikan vaksinasi menyasar ke kelompok rawan sesuai dengan targetnya. Baik itu memyangkut profesi, pekerjaan, maupun kondisi tubuh.

"Kemudian solusi lainnya adalah sekali lagi ini menunjukkan vaksinasi enggak bisa jadi solusi, jadi andalan, jadi strategi andalan, enggak bisa. Jadi harus 3T itu yang harus diperkuat dengan vaksinasi sebagai program pendukung dari strategi itu," Dicky menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.