Sukses

Pengamat soal Stok Vaksinasi Covid-19: Harus Didukung dengan Kebijakan yang Baik

Trubus Rahadiansyah mengatakan, ini harus didukung oleh kebijakan yang baik.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengakui program percepatan vaksinasi Covid-19 di Indonesia saat ini memang terkendala dengan stok vaksin yang ada.

Terkait hal tersebut, pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah mengatakan, ini harus didukung oleh kebijakan yang baik.

"Formulasinya sendiri tidak menunjukkan transparansi dan akuntabilitas, pengaturannya dalam Perpres nomer 99 tahun 2020 di Permenkes nomer 84 tahun 2020 mengenai vaksin gratis, kemudian Permenkes nomer 10 tahun 2021 yang membolehkan badan usaha melakukan vaksinasi sampai vaksin berbayar di Permenkes nomer 19 tahun 2021 di pasal 5 ayat 5, mengindikasi pemerintah seperti gagap dan bingung," kata Trubus saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (27/7/2021).

Menurut dia, jika aturannya sudah tidak baik, maka bisa saja membuat pembengkakan anggaran yang berakibat mencari keuntungan dengan memperjualbelikannya. Walau, kebijakan tersebut sudah dibatalkan.

"Memang pada akhirnya dibatalkan, tapi saya melihat pembatalan itu bersifat lip service saja, hanya untuk menenangkan saja," tutur Trubus.

Dia pun mengingatkan, agar target vaksinasi Covid-19 yang dicananangkan pemerintah tidak terlalu muluk-muluk. Sebab, apa yang terjadi saat implementasi sampai hari ini masih tidak berjalan mulus secara merata.

"Artinya ketika kebijakan ini diimplementasikan untuk target-target, di bawah tidak jalan, kerumunan juga terjadi di tengah serbuan vaksin. Dalam vaksinasi juga ada yang gontok-gontokan, jadi prakteknya ini saya melihat daerah seperti asal, yang penting vaksin aja, makanya tidak heran di luar Jawa Bali rendah sekali jumlah vaksinasinya, padahal vaksin di sana pada menumpuk stoknya," kata Trubus.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pernyataan Menkes

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengakui program percepatan vaksinasi Covid-19 di Indonesia saat ini memang terkendala dengan stok vaksin yang tersedia.

Menurut dia, pemerintah telah menerima 70 juta dosis vaksin Covid-19 hingga Juli 2021. Setidaknya, sebanyak 63 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat.

Adapun 44,9 juta dosis terpakai untuk vaksinasi dosis pertama dan 18, 3 juta disuntikkan untuk vaksin dosis kedua.

"Kalau ditanya kenapa tak bisa lebih cepat lagi? Karena memang jumlah vaksinnya cuma segitu," kata Budi dalam konferensi pers, Senin (26/7/2022).

Kendari begitu, dia memastikan bahwa Indonesia akan menerima 8 juta dosis vaksin produksi Sinovac dan 4 juta dosis vaksin AstraZeneca. Vaksin tersebut direncanakan akan datang secara bertahap mulai 25 sampai 30 Juli 2021.

Selain itu, Budi mengatakan Indonesia juga akan kedatangan 45 juta dosis vaksin Covid-19 pada Agustus 2021. Dia menyebut vaksin yang datang pada Agustus mendatang terdiri dari berbagai merek yakni, Sinovac, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer.

"Itu mudah-mudahan akan kita kirim. Nah, dari sekarang sampai nanti vaksinnya datang tanggal 25 (Juli), itu sabar sedikit. Kita juga ada masih ada stok vaksin di provinsi dan ibu kota," jelas Budi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.