Sukses

Gus Ami Sebut NU Jadi Penopang Indonesia di Masa Pandemi

Kekuatan NU dapat dilihat dari gairah Pondok Pesantren yang saat ini tetap eksis menggelar pendidikan sebagaimana biasanya, meski dihantui Pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Ami saat menghadiri Silaturahim Bersama keluarga Besar Nahdlatul Ulama dan Ulama se Gorontalo di Aston Hotel, Kota Gorontalo, pada Jumat (11/6) malam.

Dalam kesempatan itu, Gus Ami mengatakan bahwa kekuatan NU dapat dilihat dari gairah Pondok Pesantren yang saat ini tetap eksis menggelar pendidikan sebagaimana biasanya, meski dihantui Pandemi Covid-19. Berbeda halnya dengan sekolah umum yang justru digelar secara online sehingga pola pendidikan kurang optimal.

"Saya tidak tahu di sini (Gorontalo), di Jawa, Pesantren merupakan satu-satunya Lembaga Pendidikan tatap muka yang eksis, berjalan normal dengan protokol kesehatan ketat. Pesantren-pesantren ini tidak pernah berhenti mencerdaskan anak bangsa, meskipun di tengah pandemi Covid-19," kata Gus Ami.

Ketua Tim Pengawas (Timwas) Bencana Pandemi Covid-19 DPR RI ini menyatakan, eksistensi pesantren itulah yang membuat Indonesia tetap teguh, terutama dalam konteks pembangunan karakter, akhlak, dan kualitas sumberdaya manusia.

Gus AMI juga menyatakan, dakwah Islam Ahlussunnah Waljamaah saat ini adalah model dakwah yang paling diakui dan tidak mengalami hambatan apapun di mana-mana. Pun demikian dalam konteks politik.

"Politik Ahlussunnah Waljamaah, polilitik Nahdlatul Ulama telah diakui menjadi solusi bangsa. Inilah momentum dan kesempatan bagi kita. Pengakuan yang tidak boleh disia-siakan," ungkap Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

 

Gus AMI mencontohkan saat Fraksi PKB DPR RI merumuskan sekaligus memperjuangkan UU Pesantren. Menurut dia saat itu semua Fraksi menerima, nyaris tidak ada kontroversi dan kendala apapun hingga UU tersebut disahkan.

"Itu salah satu bukti. Bersamaan dengan UU Pesantren (UU yang lain) mengalami berbagai penolakan. Tapi Ketika kita bikin UU Pesantren semua mendukung, tidak ada penolakan," terangnya.

Sementara itu, Ketua Tanfiziyah PWNU Provinsi Gorontalo, KH. Zulkarnain Suleman menyambut baik silaturahim tersebut. Menurutnya momentum itu sudah cukup lama tidak dilakukan di Gorontalo, terlebih dibayang-bayangi Pandemi Covid-19.

"Sampai tadi siang saya banyak ditelepon, banyak Kiai protes kenapa saya tidak diundang. Saya sampaikan mohon maaf, bahwa kapasitas yang disiapkan oleh panitia dan berdasarkan protokol Kesehatan hanya 100 orang yang bisa hadir. Sehingga kami mewakili para Kiai, para Nyai menyampaikan salam hangat dari seluruh warga Nahdliyyin pada Gus AMI," kata kiai zulkarnain

Hadir dalam silaturahim itu Rois Syuriah PWNU Gorontalo, KH. Sarmada Inaku, Ketua PCNU Gorontalo, KH. Rosyid Kamaru, Pengasuh PP Salafiyah Syafiiyah Pahuwato, KH. Abdullah Hanif, Mantan Ketua PWNU Gorontalo, KH. Karim Pateda, Ketua Yayasan Uswatun Wustho Boalemo, KH. Khoirul Anam, Pimpinan Toriqah Naqsabandiyah Gorontalo, KH Ahmad Mulya dan lain sebagainya.

Sementara Gus AMI hadir bersama Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid, Anggota DPR RI, M Hasanuddin Wahid, dan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini