Sukses

Isu Kudeta Demokrat, Andi Mallarangeng: Kami Tetap Bergerak untuk Rakyat

Dia mengungkapkan, pada saat ini Partai Demokrat bahkan mendulang simpati dan empati yang luar biasa dari publik.

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menegaskan, pihaknya tidak takut dengan ancaman.

"Kami tidak takut diancam-ancam. Partai Demokrat siap konsisten memperjuangkan harapan rakyat," tegas Andi, Senin (8/2/2021).

Dia mengungkapkan, pada saat ini Partai Demokrat bahkan mendulang simpati dan empati yang luar biasa dari publik.

"Ada banyak orang yang telepon saya, mau daftar KTA Demokrat. Yang jelas kita terus bergerak, bekerja untuk rakyat," ujar Andi.

Sementara itu, Tomi Satryatomo, Kepala Balitbang DPP Partai Demokrat menyatakan, dalam tujuh hari sejak upaya pengambilalihan paksa partai diungkapkan, Partai Demokrat dan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diserang dengan doxing (pengungkapan identitas pribadi), hoax serta disinformasi di media sosial.

Ini terungkap melalui riset media sosial menggunakan big data analytics yang dipaparkan dalam webinar Proklamasi Democracy Forum, Minggu (7/2/2021). Selain itu sejumlah pengurus dan kader melaporkan ponsel mereka dibobol dan diambil alih.

Dalam kesempatan yang sama, menggunakan social network analysis (SNA), riset media sosial tersebut menganalisa pemberitaan dan percakapan terkait Partai Demokrat serta Ketum AHY dalam periode 31 Januari, satu hari sebelum pengungkapan upaya ambil alih partai secara paksa hingga 6 Februari, satu hari setelah Presiden Jokowi diberitakan menegur Kepala KSP Moeldoko atas manuvernya di balik upaya pengambilalihan paksa ini.

"Ada dua klaster pro dan kontra yang ukurannya hampir sama, dan menunjukkan pola filter bubble, yaitu masing-masing praktis hanya berkomunikasi dengan kelompoknya sendiri," papar Tomi Satryatomo.

Dalam pemetaan narasi, riset media sosial ini menemukan kubu pro Demokrat lebih banyak menyuarakan isu soliditas, institusi dan tokoh partai.

"Tapi, alih-alih menjawab substansi argumentasi, kelompok kontra terlihat melakukan doxing, menyebarkan hoax dan disinformasi," urai Tomi lebih lanjut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Paling Potensial

Doxing sendiri adalah praktik menyebarkan identitas pribadi melalui media sosial. Kelompok kontra ini dimotori oleh tiga akun utama, yang terdiri dari satu akun anonim dan dua akun nyata (real accounts) yang selama ini dikenal sebagai influencers politik. Cuitan mereka diamplifikasi oleh akun-akun yang sebagian besar akun anonim.

Pengamat politik Adi Prayitno mengistilahkan ini sebagai brutalitas politik. "Saya pikir baru akan terjadi dua, tiga tahun lagi," kata Adi.

Dia mengatakan, Partai Demokrat menjadi sasaran karena dianggap sebagai partai non-pemerintah yang paling potensial, tapi ia tidak yakin upaya yang dimotori pihak eksternal akan berulang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.