Liputan6.com, Jakarta Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan, tim DVI (Disaster Victim Identification) Polri berhasil mengindentifikasi dua korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
"Teridentifikasi dua koban pada sore hari ini. Yaitu, pertama atas nama Indah Halimah Putri," kata Rusdi di RS Polri, Rabu (13/1/2021).
Untuk korban Sriwijaya Air SJ 182 kedua bernama Agus Minarni. "Lalu yang kedua atas nama Agus Minarni," jelas Rusdi.
Dia menuturkan, kedua korban Sriwijaya Air SJ 182 berhasil diidentifikasi setelah tim DVI Polri mencocokan sidik jari.
"Ini dapat terindentifikasi melalui sidik jari," ungkap dia.
Ingin Dibawa Pulang
Dari 63 orang penumpang dan awak pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang mengalami kecelakaan di Kepulauan Seribu Jakarta pada Sabtu (9/1/2021) lalu, satu penumpang di antaranya merupakan warga Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan (Sumsel).
Warga Ogan Ilir tersebut yaitu Indah Halimah Putri, yang berasal dari Desa Sungai Pinang 2 Kecamatan Sungai Pinang Ogan Ilir Sumsel.
Yusri Lanita, ibunda Indah masih menanti informasi terbaru terkait keberadaan anaknya sekeluarga. Bahkan dia terus menyaksikan siaran televisi
"Iya, tv menyala terus. Mau lihat informasi. Suami dan putra kedua saya sudah berangkat ke Jakarta. Tapi tidak terlalu sering menelepon suami, takutnya sedang panik,” ungkapnya, Rabu (13/1/2021).
Namun Yusri enggan terlalu banyak diwawancarai, karena takut kondisi kesehatannya akan menurun lagi.
Tapi dia bercerita jika setiap saat terus berdoa agar puteri kesayangannya dapat segera ditemukan. Meskipun dalam kondisi meninggal dunia.
"Walaupun dalam kondisi seperti di tv (penemuan potongan jasad penumpang), saya ingin putri saya dikembalikan ke sini," ucapnya.
Reporter: Bachtiarudin Alam
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur, mengambil sampel DNA dari ibu kandung Rahmania Ekananda yakni salah satu korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Pengambilan sampel dilakukan di rumah keluarga korban.