Sukses

Demo Tolak RUU Cipta Kerja, Mahasiwa Mulai Penuhi Patung Kuda

Mereka meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengeluarkan Perppu mencabut UU Omnibus Law.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlan mahasiswa mulai memenuhi Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat. Mereka berorasi di Patung Kuda Arjuna Wijaya Rabu (28/10/2020).

Mahasiswa berdiri di sebrang Gedung Sapta Pesona. Mereka mendengarkan orator dari atas mobil komando. Terdengar tuntutan para pengunjuk rasa menolak RUU Cipta Kerja.

Mereka meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengeluarkan Perppu mencabut RUU Omnibus Law.

"UU Omnibus Law adalah produk kapitalis kawan-kawan. Maka dari itu kita harus gagalkan Omnibus Law," ucap orator tersebut.

Aparat keamanan pun disiagakan di beberapa titik yang menjadi pusat konsentrasi massa.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus menerangkan, sebanyak 12.369 personel gabungan dari TNI-Polri dan Satpol PP serta Dinas Perhubungan dikerahkan untuk mengawal aksi unjuk rasa hari ini. Massa demo tolak RUU Cipta Kerja berkumpul di tiga lokasi berbeda yaitu sekitaran Istana, DPR/MPR dan Tugu Proklamasi.

"Kami sebar di 3 lokasi tersebut dan juga ada beberapa titik-titik yang terjadi pengalihan arus. Ada pula yang ditugaskan mengamankan beberapa sentra perekonomian seperti mall dan pasar," ujar dia.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Disiagakan 8.000 Personel

Sementara itu, Yusri menerangkan, dalam menangani massa, disiapkan juga 8.000 personel tambahan.

"Personel cadangan kami tempatkan di Monas dan DPR RI sambil melihat situasi kekuatan yang akan turun untuk melakukan kegiatan demo atau penyampaian pendapat di muka umum," ucap dia.

Yusri mengimbau kepada pengunjuk rasa untuk mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dan tidak bertindak anarkistis. Yusri mengatakan, TNI dan Polri akan persuasif dan humanis dalam menangani pengunjuk rasa.

"Kita akan melayani semaksimal mungkin secara persuasif dan humanis lah kami kawal, kami amankan, tapi kami tidak mau diam kalau ada memang sosok anarkis yang memprovokator kerusuhan. Kita akan tindak tegas," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.