Sukses

Waspadai Bencana Hidrometeorologi, BNPB Minta Masyarakat Mengubah Perilaku

Mitigasi non struktural yang dimaksud yakni perubahan perilaku atau kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyatakan saat ini mitigasi non struktural menjadi hal penting untuk upaya mewaspadai bencana hidrometeorologi.

Mitigasi non struktural yang dimaksud yakni perubahan perilaku atau kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar.

"Kalau kita sedang mempersiapkan diri dengan memperhatikan masalah perilaku, menjaga lingkungan dan juga mengantisipasi dengan kesiapsiagaan ini akan bisa mengurangi risiko. Utamanya risiko korban jiwa," kata Doni dalam video YouTube BNPB, Selasa (20/10/2020).

Dia mengatakan saat ini para pimpinan daerah sudah mulai melibatkan sejumlah pihak dalam antisipasi adanya potensi bencana di wilayahnya. Salah satunya adanya informasi tanggap darurat untuk warga yang tinggal di sepanjang sungai ataupun dilereng gunung dengan kemiringan yang curam.

Lanjut Doni, kesiapsiagaan tersebut diyakini dapat meminimalisir korban jiwa ketika bencana tersebut datang. Sebab dengan adanya La Nina, bencana banjir, banjir bandang, dan longsor seringkali menghantui masyarakat.

"Demikian juga peringatan yang disampaikan oleh BPBD kepada daerah-daerah atau pemukiman yang berada di lereng-lereng bukit atau lereng gunung, yang mana kemiringannya lebih dari 30 derajat untuk kita evaluasi kan sementara. Ketika terjadi longsor maka rumah mereka mungkin akan tertimbun tetapi manusianya akan bisa selamat," papar dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Waspada Cuaca Ekstrem

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menerbitkan imbauan peningkatan kewaspadaan masyarakat, terkait potensi cuaca ekstrem dalam waktu sepekan mendatang.

Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, pihaknya telah merilis informasi yang menyatakan, saat ini tengah terjadi fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang (moderate).

"Pemantauan BMKG terhadap indikator laut dan atmosfer menunjukkan suhu permukaan laut mendingin -0.5 Celcius hingga -1.5 Celcius selama tujuh dasarian terakhir (70 hari), diikuti oleh dominasi aliran zonal angin timuran yang merepresentasikan penguatan angin pasat," ujar Guwanto, Minggu, (18/10/2020).

Guswanto mengataan dampaknya ke cuaca di Indonesia, La Nina yang terjadi pada periode awal musim hujan ini berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah. Dampak La Nina terhadap curah hujan di Indonesia tidak seragam, baik secara spasial maupun temporal, bergantung pada musim atau bulan, wilayah, dan kekuatan La Nina sendiri.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.