Sukses

Satgas Sebut Belum Ada Satu pun Calon Vaksin Covid-19 di Dunia yang Lulus Uji Klinis

Wiku memaparkan, totalnya ada 181 calon vaksin di dunia yang sedang diuji.

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan bahwa tidak ada satupun vaksin di dunia ini yang sudah lulus uji klinis. Hal ini ia katakan berdasarkan data kandidat vaksin dunia yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per tanggal 2 Oktober 2020.

Wiku memaparkan, totalnya ada 181 calon vaksin di dunia yang sedang diuji. Rinciannya, 139 vaksin memasuki tahap pre klinis, 19 vaksin memasuki uji klinis fase 1, 13 vaksin memasuki uji klinis fase 2, dan belum ada satu pun calon vaksin di dunia ini yang dinyatakan lulus uji klinis semua fase.

Kesepuluh vaksin yang sedang memasuki uji klinis fase 3, yaitu vaksin dari Biotech Sinovac, Sinopharm, dan Beijing Institut of Biological Products. Ketiganya berasal dari China. Kemudian dari Biotech Genexine Korea, Gamaleya Research Institut Russia, BioNtech Jerman, University of Oxford Inggris. Kemudian dari Amerika ada 2 calon vaksin, yakni Novovax dan NIAID (National Institute of Allergy and Infectious Diseases), dan vaksin dari Janssen Pharmaceutical Companies (Johnson & Johnson Group).

Dari sepuluh vaksin tersebut, Wiku mengatakan ada 3 vaksin yang sudah mengadakan perjanjian akses dengan pemerintah Indonesia. Yang pertama adalah Sinovac. Seperti yang diketahui, saat ini vaksin Sinovac sedang diuji klinis di Bandung. Bekerja sama antara Bio Farma dengan Universitas Padjajaran (Unpad).

"Yang kedua adalah Sinophram, PT Kimia Farma yang bekerja sama dengan Sinopharm yang saat ini sedang diuji klinis di Arab (UEA), dengan target subjek 22.000 orang," ujar Wiku saat konferensi pers yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/10).

Yang ketiga yaitu Vaksin dari Genexine, Korea Selatan yang mana bekerja sama dengan PT Kalbe Farma.

Wiku menambahkan, pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan vaksin dalam negeri seperti pengembangan vaksin Merah Putih oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Pengembangan vaksin ini dipimpin Menristek/Badan Ristek dan Inovasi Nasional (BRIN)

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Butuh Waktu Lama

Dia berharap, masyarakat Indonesia bisa sadar bahwa penemuan vaksin membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu, ia juga menyampaikan alur pengembangan vaksin.

"Kami ingin menyampaikan tentang alur pengembangan vaksin agar kita semuanya paham tentang proses tersebut. Prosesnya panjang, dimulai dari penelitian dasar, uji pre klinis, kemudian uji klinis fase satu yang diberikan ke sekelompok kecil orang untuk meningkatkan kekebalan," paparnya.

Pada uji klinis fase 2, lanjut Wiku, vaksin akan disuntikkan ke ratusan orang atau subyek, sehingga para ilmuwan dapat mempelajari tentang keamanan dan dosis yang tepat. Pada uji klinis fase 3, vaksin diberikan ke ribuan orang untuk memastikan keamanannya, termasuk keefektifan.

Ia mengingatkan masyarakat Indonesia untuk selalu waspada, serta pemerintah juga harus selalu memonitor tracing virus maupun kondisi kesehatan warganya.

"Mengingat belum ada vaksin covid-19 yang sudah lulus uji klinik fase 3 sampai dengan berakhir, sekarang kewaspadaan terhadap virus Corona dan monitoring tetap harus dilakukan," ujar Wiku.

Reporter: Rifa Yusya Adilah

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.