Sukses

Baku Tembak dengan Kelompok Separatis Papua, Pratu Dwi Akbar Gugur Kena Timah Panas

Baku tembak terjadi antara prajurit TNI dan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.

Liputan6.com, Jakarta - Baku tembak terjadi antara prajurit TNI dan kelompok separatis Papua. Pada peristiwa itu, satu prajurit TNI meninggal dunia akibat tertembak.

Kepala Penerangan (Kapen) Kogabwilhan III, Kol Czi IGN Suriastawa mengonfirmasi, gugurnya Pratu Dwi Akbar Utomo anggota Yonif 711/RKS Brigif 22/OTA Kodam XIII/Mdk tersebut. 

"Pratu Dwi Akbar Utomo anggota Yonif 711/RKS Brigif 22/OTA Kodam XIII/Mdk, yang bertugas sebagai Satgas BKO aparat Teritorial Koramil Persiapan Hitadipa di Kab Intan Jaya menjadi korban usai kontak tembak terjadi sekitar pukul 13.17 WIT kemarin," tulis Suriastawa dalam siaran persnya, Jakarta, Minggu (20/9/2020).

"Aksi teror gerombolan separatis teroris Papua terhadap masyarakat, TNI dan Polri terus berlanjut bahkan makin meningkat eskalasinya," kata dia.

Menurut Suriastawa, fakta menunjukkan situasi tidak aman yang terjadi di Papua dan Papua Barat diakibatkan oleh aksi teror dan kriminalitas gerombolan yang sudah sangat meresahkan masyarakat itu.

"TNI kembali berduka atas kejadian ini, namun tetap bertekad untuk bersama-sama dengan Polri menjaga kedamaian di tanah Papua," imbuh Suriastawa.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Manfaatkan Momen

Suriastawa menduga, gerombolan tersebut memanfaatkan momen-momen tertentu untuk cari perhatian dunia internasional. Momen dimanfaatkannya adalah Sidang Umum PBB yang akan dihadiri Indonesia secara virtual pada minggu depan.

"Kami duga, aksi ini sengaja dilakukan untuk menarik perhatian dunia sekaligus bentuk provokasi kepada aparat keamanan Indonesia menjelang Sidang Umum PBB 22-29 September 2020, yang akan dihadiri oleh Presiden Jokowi secara virtual," dia menandasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.