Sukses

185 Titik Panas Terpantau di Kalsel, Kebakaran Lahan Terus Meluas

Sebelumnya, sebanyak 195 titik panas ditemukan dengan kebakaran lahan yang cukup banyak, pada Kamis, 17 September kemarin.

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 185 titik panas atau hot spot terpantau satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (19/9/2020). Titik panas tersebut juga diiringi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terus meluas.

Sebelumnya, sebanyak 195 titik panas ditemukan dengan kebakaran lahan yang cukup banyak, pada Kamis, 17 September kemarin. Hal ini diungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel Sahruddin di Banjarbaru. 

Dia menjelaskan beberapa hari terakhir kebakaran lahan memang kerap terjadi di daerah utara Kalimantan Selatan dari Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan hingga Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai Utara.

"Makanya helikopter untuk 'water bombing' banyak kita arahkan ke sana. Apalagi titik yang terbakar sulit ditembus Satgas Darat," katanya Sabtu (19/9/2020) dilansir Antara. 

Meski diselingi hujan, menurut Sahruddin lahan yang terbakar belum menyentuh lapisan tanah gambut yang kondisinya masih basah akibat hujan yang masih kerap terjadi.

"Karena kalau sudah lapisan gambut yang terbakar, tentu semakin sulit dipadamkan lantaran kedalaman api hingga beberapa meter. Jika sudah begitu, pemadaman perlu ekstra kerja keras seperti tahun lalu," jelasnya. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kalsel Puncak Musim Kemarau

Ia mengatakan sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa Kalsel saat ini mulai memasuki arah ke puncak kemarau.

Terkait  hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bahkan Kalsel telah menetapkan status siaga karhutla terhitung sejak 1 Juli hingga 30 November mendatang.

"Pascapanen ini yang kita waspadai. Masyarakat kadang membakar lahan dengan cara dibakar meski tindakan ini terus kami ingatkan untuk tidak dilakukan. Selain itu, lahan-lahan tidur yang tidak difungsikan juga rawan muncul titik api," katanya.

Berdasarkan satelit NSPP dan Aqua/Terra dan Satelit NOAA dari Lapan sejak 1 Januari hingga 19 September 2020, tercatat kebakaran hutan telah terjadi 22 kali dengan luas terbakar 26,78 hektare.

"Sedangkan untuk lahan yang terbakar 135 kejadian dengan luas lahan 189,89 hektare," demikian jelas Sahruddin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.