Sukses

Satgas Akan Kaji Ganjil-Genap di DKI Terkait Meningkatnya Kasus Covid-19

Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan akan mengkaji aturan ganjil-genap di DKI terhadap meningkatnya kasus positif Covid-19 di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, Satgas akan mengkaji aturan ganjil-genap di DKI terhadap meningkatnya kasus positif Covid-19 di Jakarta.

Menurut dia, aturan tersebut berdampak meningkatnya mobilitas warga DKI.

"Kami lihat bahwa dengan adanya ganjil-genap terlihat ada peningkatan transportasi, mobilitas penduduk. Dan ini tentunya menjadi salah satu faktor yang perlu dilihat, apakah memiliki kontribusi dalam tingkat penularan dan bagaimana selanjutnya untuk bisa dikendalikan," kata Wiku dalam konferensi pers daring, Senin (31/8/2020).

Selain aturan tersebut, pihaknya juga menyoroti penularan Covid-19 di sektor perkantoran dan industri.

Dia pun mewacanakan untuk menekan Covid-19, maka akan kembali digalakkan soal bekerja dari rumah atau work from home (WFH), serta berkantor dengan kapasitas 50 persen saja.

"Pengendalian juga dengan pengetatan di dalam pelaksanaan perkantoran. Ini harus dijaga betul kapasitas kantor maksimal 50 persen dan tetap harus mengimplementasikan Work From Home, sehingga tidak terjadi jumlah masyarakat yang bekerja di kantor melebihi kapasitas," Wiku menandaskan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Ideal

Sebelumnya, Wiku menuturkan lonjakan kasus positif Covid-19 di DKI yang meningkat, membuat ketersediaan tempat tidur di Rumah Sakit rujukan dan ICU semakin tak ideal.

Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers secara daring, Senin (31/8/2020).

Sebagai catatan, angka terpakainya tempat tidur untuk isolasi pasien positif Covid-19 sudah mencapai 69% dan ICU 70%.

"Angka keterpakaian tempat tidur ruang isolasi adalah 69 persen. ICU 77 persen, kondisi ini memang tidak ideal," kata Wiku.

Dia mengingatkan, jika mengacu data dari WHO, maksimal keterpakaian tempat tidur di RS hanya 60% saja. Karena itu, dia mendorong pemerintah DKI untuk menurunkan angka Covid-19.

"Pemerintah mendorong menurunkan angka keterpakaian di bawah 60 persen, supaya beban tenaga kesehatan berkurang," ungkap Wiku.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.