Sukses

Surabaya Zona Oranye, Satgas Covid-19: Penanganan Kasus Membaik

Wiku berharap, jumlah kasus positif Covid-19 di Surabaya dapat terus ditekan. Dengan begitu, Surabaya dapat berubah menjadi zona hijau yang aman dari Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, ada sejumlah aspek yang membuat Kota Surabaya kini berubah dari zona merah atau risiko tinggi menjadi zona oranye atau risiko sedang penyebaran virus Corona. Dia menyebut perubahan status zonasi itu lantaran penanganan kasus Covid-19 di Surabaya mulai membaik.

"Terlihat memang zonanya sudah berubah dari zona merah menjadi zona oranye. Itu terjadi tentunya bukan hanya karena aspek tes saja, tapi juga penanganan kasus yang sudah mulai membaik," kata Wiku dalam video conference yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa 11 Agustus 2020.

Dalam menentukan status zona suatu daerah, Wiku menjelaskan pihaknya menggunakan metode pembobotan yang didasarkan 15 indikator. Adapun indikator itu terbagi atas epidemologi, surveillance kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan.

"Jadi tidak hanya dari tes saja, tapi juga dengan jumlah kasus, jumlah kematian, dan seterusnya," jelas Wiku.

Dia pun berharap, jumlah kasus positif Covid-19 di Surabaya dapat terus ditekan. Dengan begitu, Surabaya dapat berubah menjadi zona hijau yang aman dari Covid-19.

"Harus didorong terus hingga zonanya makin lama makin baik menjadi kuning ataupun suatu saat menjadi hijau," tutur Wiku.

Sebagai informasi, berdasarkan data dari Satgas Covid-19 Jatim hingga Senin, 10 Agustus 2020, angka positif Covid-19 di Surabaya 9.751 dengan penambahan kasus 125 per hari. Menurunnya tingkat risiko Covid dari tinggi ke sedang ini berseiring dengan bertambahnya surveillance atau pengawasan dan pelayanan kesehatan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harus tetap hati-hati

Sementara itu, Ketua Satgas Rumpun Kuratif dr Joni Wahyuhadi mengatakan, evaluasi situasi penularan Covid-19 ini sebenarnya baru bisa dikatakan menurun selama 14 hari atau dua minggu. Pewarnaan, kata dia, hanya untuk memudahkan orang melihat risiko suatu daerah.

Untuk itu, dia menekankan masyarakat harus tetap berhati-hati dan menerapkan protokol kesehatan Covid-1. Hal ini untuk mencegah penularan virus corona.

"Jadi risiko sedang misalnya, oranye, itu bukan berarti orang tidak bisa tertular. Masih bisa. Karena kasusnya masih ada. Bahkan, yang sudah hijau pun tetap harus hati-hati. Artinya protokol kesehatan tetap harus ditegakkan," ujar Joni, Selasa 11 Agustus 2020.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.