Sukses

6 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Arus Balik Idul Adha 2020

Hari ini, Minggu (2/8/2020), diprediksi merupakan puncak arus balik dari para pemudik Idul Adha 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tidak mengeluarkan larangan mudik Idul Adha 1441 H. Perayaan Idul Adha yang berlangsung pada Jumat, 31 Juli 2020 itu sekaligus menjadi masa libur panjang.

Dan pada hari ini, Minggu (2/8/2020), diprediksi merupakan puncak arus balik dari para pemudik Idul Adha.

Kementerian Perhubungan pun mengeluarkan imbauan. Imbauan itu berisi meminta agar masyarakat yang ingin kembali ke area Jabodetabek tidak dilakukan pada puncak arus balik, yaitu Minggu malam ini.

"Kami mengimbau agar kepada masyarakat yang ingin kembali ke Jabodetabek atau Jakarta khususnya, untuk memperhatikan informasi tingkat kepadatan lalu lintas di ruas jalan dengan melakukan perjalanan balik di hari Sabtu tanggal 1 Agustus serta menghindari perjalanan di hari puncak kemecetan yang di prediksi akan cukup tinggi pada minggu malam hari tanggal 2 Agustus," kata Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, 1 Agustus 2020.

Jasa Marga juga memprediksi puncak arus balik libur Idul Adha terjadi pada hari ini. Kenaikan jumlah kendaraan selama dua hari (2-3 Agustus) diprediksi mencapai 372.692 kendaraan atau sekitar 33,6 persen dari lalu lintas normal.

Berikut 6 hal terkait arus balik mudik Idul Adha dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Imbauan Kemenhub

Perayaan Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah sekaligus menjadi masa libur panjang. Alhasil, terjadi kepadatan arus lalu lintas yang cukup signifikan lantaran dimanfaatkan masyarakat untuk bepergian ke luar daerah.

Kepadatan tersebut dilaporkan mulai meningkat sejak Senin 27 Juli 2020. Tercatat kenaikan sebesar 0,3 persen atau 123.764 kendaraan pada 27 Juli 2020, 7,4 persen atau 132.494 kendaraan pada 28 Juli 2020, 18 persen atau 145.596 kendaraan pada 29 Juli 2020 yang keluar dari sejumlah jalan tol di Jakarta.

"Kami mengimbau agar kepada masyarakat yang ingin kembali ke Jabodetabek atau Jakarta khususnya untuk memperhatikan informasi tingkat kepadatan lalu lintas di ruas jalan dengan melakukan perjalanan balik di hari Sabtu tanggal 1 Agustus serta menghindari perjalanan di hari puncak kemecetan yang di prediksi akan cukup tinggi pada minggu malam hari tanggal 2 Agustus," kata Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, 1 Agustus 2020.

Terkait dengan protokol kesehatan dari pihak Kemnhub dan instansi lain yang bertugas di pos-pos penjagaan juga terus memonitor jumlah penumpang pada kendaraan, menghimbau untuk menggunakan masker serta memeriksa suhu pada penumpang imbuhnya.

Budi juga menjelaskan bagi para pengemudi truk sumbu 3 ke atas dapat menghindari penggunaan tol Trans Jawa mulai dari Ruas Semarang sampai dengan Jakarta karena akan diprioritaskan untuk kendaraan pribadi.

"Sesuai arahan Bapak Menteri Perhubungan kami juga sedang menggencarkan sosialisasi bagi masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi untuk mengatur waktu perjalanannya agar tidak menumpuk semua untuk kembali ke Jakarta pada hari Minggu nanti. Untuk truk, kami mohon untuk sementara menghindari lewat jalan tol, mungkin dapat memilih untuk menggunakan jalan arteri sebagai opsi rute perjalanan," kata Budi.

"Dengan demikian mobil barang logistik sumbu 3 ke atas diharapkan menggunakan jalan arteri (non tol) yaitu melalui Jalur Pantura Semarang-Cirebon-Indramayu-Karawang-Bekasi," tambah Budi.

Oleh karena itu, Budi meminta agar para pelaku usaha dan industri dapat mempersiapkan diri dan menyesuaikan waktu pengaturan arus balik sesuai dengan imbauannya tersebut.

 

3 dari 7 halaman

Polri Minta Pemudik Pulang Lebih Awal

Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol Istiono mengimbau para pemudik yang merayakan Hari Raya Idul Adha di kampung halaman pulang lebih awal.

Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan dalam perjalanan arus balik ke Jakarta pada Minggu (2/8/2020).

Antisipasi ini perlu karena diprediksi Minggu merupakan puncak arus balik menuju arah Jakarta dan sekitarnya sehingga berpotensi menimbulkan kemacetan.

"Kami khawatir kalau para pemudik tidak bisa menyesuaikan dengan kondisi di lapangan, kemacetan tidak bisa dihindarkan. Untuk itu, pulang balik lebih awal akan lebih baik. Dan perjalanan pun akan lebih nyaman," kata Irjen Istiono melalui siaran pers, diterima di Jakarta, Sabtu malam, 1 Agustus 2020 seperti dilansir Antara.

Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat yang melakukan perjalanan mudik bisa mengatur perjalanan dan menyesuaikan waktu untuk menghindari kemacetan arus lalu lintas.

Selain itu karena saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19, masyarakat wajib mematuhi protokol kesehatan dan menjaga imunitas tubuh.

"Gunakan masker, jaga jarak dan selalu cuci tangan wajib dilakukan," tutur Istiono.

 

4 dari 7 halaman

372.692 Kendaraan Diprediksi Kembali ke Jakarta

Jasa Marga memprediksi puncak arus balik libur Idul Adha terjadi pada Minggu 2 Agustus 2020. Kenaikan jumlah kendaraan selama dua hari (2-3 Agustus) diprediksi mencapai 372.692 kendaraan atau sekitar 33,6 persen dari lalu lintas normal.

Jumlah tersebut merupakan angka kumulatif lalu lintas yang meninggalkan Jakarta di beberapa Gerbang Tol (GT) barrier/utama, yaitu GT Cikupa (arah Barat), GT Ciawi (arah Selatan) serta GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama (arah Timur).

"Kami memprediksi distribusi lalu lintas mayoritas dari arah Timur mencapai 56,3 persen, dari arah Barat 21,7 persen dan dari arah Selatan sebesar 22,0 persen," kata Operation Management & Maintenance Group Head Jasa Marga, Pratomo Bimawan Putra.

Menurutnya, Jasa Marga telah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi potensi kepadatan selama arus balik.

Strategi ini bekerjasama dengan Bina Marga dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan serta kepolisian.

Bima menjelaskan, ada dua catatan khusus sebagai tindak lanjut dari evaluasi puncak arus mudik Idul Adha 1441 H. Hal pertama adalah Jasa Marga mendukung pengalihan kendaraan sumbu tiga ke atas oleh Kemenhub dan kepolisian, agar tidak masuk jalan tol.

"Ini untuk menghindari banyaknya gangguan lalu lintas sebagaimana terjadi Kamis lalu," ungkap Bima.

Hal kedua, lanjutnya, yakni memastikan proyek pekerjaan di jalan tol yang berpotensi mengganggu lajur dihentikan sementara, sesuai arahan Bina Marga dan BPJT. Termasuk di antaranya pekerjaan mobilisasi peralatan.

 

5 dari 7 halaman

Titik Rawan Macet

Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga Dwimawan Heru mengatakan, beberapa titik rawan macet yang harus diantisipasi saat arus balik Idul Adha 2020 adalah KM 66 yang merupakan pertemuan lalu lintas Tol Cipularang dan Tol Jakarta-Cikampek.

Selain itu, beberapa titik jelang tempat istirahat yang juga rawan macet adalah rest area di KM 62, KM 52, dan KM 42.

"(Kemudian) pada GT Cikunir 2 yang akan melayani lalu lintas dari jalan Tol Jakarta-Cikampek bawah, dan GT Cikunir 4 dan 6 dari Tol Jakarta Cikampek II Elevated menuju Jakarta," ujar Dwimawan.

Karena itu, PT Jasa Marga akan menyiagakan petugas untuk mengurai kepadatan di titik-titik rawan macet, termasuk menerapkan rekayasa lalu lintas bersama kepolisian.

Diskresi yang diambil untuk mengurai kemacetan saat arus balik Idul Adha 2020 antara lain, mengalihkan kendaraan angkutan barang 3 sumbu lebih menuju Jakarta dan contraflow atau lawan arus di jalan Tol Jakarta-Cikampek.

"Kami mohon kerja sama pengguna jalan untuk tidak kembali ke Jakarta dalam waktu yang bersamaan di hari Minggu, hindari puncak arus balik," kata Dwimawan.

 

6 dari 7 halaman

Kepadatan Kendaraan Naik 33,6 Persen

Jelang puncak arus balik Libur Idul Adha 1441 H, PT Jasa Marga mencatat akan ada kenaikan kepadatan lalu lintas sebanyak 33,6 persen dari kondisi normal.

"Kami memprediksi puncak arus balik menuju Jakarta dalam rangka libur panjang Hari Raya Idul Adha 1441 H terjadi Minggu ini," tulis Pratomo Bimawan Putra, Head of Operation Management & Maintenance Group Jasa Marga, lewat keteran pers diterima, Minggu (2/8/2020).

Pratomo menjelaskan, perhitungan dari prediksi jumlah kendaraan menuju Jakarta selama dua hari, atau pada H+1 sampai dengan H+2 Idul Adha 1441 H (1-2 Agustus 2020) adalah sebanyak 372.692 kendaraan, naik 33,6 persen jika dibandingkan dengan lalu lintas (lalin) normal.

"Angka tersebut merupakan angka kumulatif lalu lintas yang meninggalkan Jakarta di beberapa Gerbang Tol (GT) barrier/utama, yaitu GT Cikupa (arah Barat), GT Ciawi (arah Selatan) serta GT Cikampek Utama & GT Kalihurip Utama (arah Timur)," jelas dia.

Dia melanjutkan, seluruh gerbang tol tersebut, mendistribusi lalu lintas mayoritas dari arah Timur mencapai 56,3 persen. Sementara itu untuk dari arah Barat sebesar 21,7 persen dan dari arah Selatan sebesar 22,0 persen.

 

7 dari 7 halaman

Siapkan 2 Strategi Arus Balik

Demi mengantisipasi kepadatan yang berpotensi terjadi, Pratomo mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi bersama dengan Bina Marga dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan serta pihak Kepolisian.

"Ada dua catatan khusus sebagai tindak lanjut dari evaluasi puncak arus mudik Idul Adha pada Kamis lalu," terang dia.

Pertama, kata Pratomo, Jasa Marga mendukung penuh Kementerian Perhubungan dan pihak Kepolisian untuk mengalihkan kendaraan sumbu tiga ke atas agar tidak masuk jalan tol untuk menghindari banyaknya gangguan lalu lintas sebagaimana terjadi Kamis lalu.

Kedua, menindaklanjuti arahan dari Bina Marga dan BPJT, Jasa Marga memastikan proyek pekerjaan di jalan tol yang berpotensi mengganggu lajur dihentikan sementara, termasuk pekerjaan mobilisasi peralatan.

"Kami juga mempersiapkan petugas dan prasarana untuk mendukung upaya mencairkan lalu lintas di lokasi-lokasi rawan kepadatan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, termasuk untuk memberlakukan rekayasa lalu lintas," Pratomo menandasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.