Sukses

Deretan Fakta Terkait Klaster Baru Penularan Covid-19 di Secapa AD

Petugas gugus tugas saat ini tengah melakukan tracing terhadap aktivitas para siswa Secapa AD yang dinyatakan positif Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di kawasan Hegarmanah, Kota Bandung, Jawa Barat menjadi klaster baru penularan Corona Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat Berli Hamdani memaparkan, sekitar 200 orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 di Secapa AD usai Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Jabar dan Kota Bandung melaksanakan tes swab (usap).

"Institusinya saat ini baru yang teridentifikasi baru di Secapa. Saat ini sudah dilakukan pemeriksaan mulai dari rapid tes kemudian dari hasil rapid tes sudah di tes swab oleh tim Kesdam (Kesehatan Daerah Militer)," kata Berli dalam konferensi pers di Bandung, Rabu, 8 Juli 2020.

Setelah mendapat kepastian tersebut, pemantauan terhadap titik-titik potensial penularan Covid-19 sudah dilakukan.

Berli mengatakan, petugas gugus tugas saat ini tengah melakukan tracing terhadap aktivitas para siswa Secapa AD yang dinyatakan positif Covid-19.

Meski begitu, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan, kegiatan pendidikan di Secapa AD masih tetap berlanjut sesuai kurikulum.

"Jadi di dalam kegiatan sehari-hari sesuai jadwal mereka, kita isolasi mereka, tapi bukan di dalam barak saja, tetap keluar (barak), kepada setiap mereka kita belikan obat, kita awasi mereka saat istirahat juga," kata Jenderal Andika di Markas Kodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Sabtu, 11 Juli 2020.

Berikut fakta-fakta terkait klaster baru penularan Corona Covid-19 di Secapa AD Bandung, Jawa Barat dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

Pastikan Tak Ada Penularan Covid-19 dan Lakukan Karantina Wilayah

Kluster Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (Secapa AD) menyumbang penambahan kasus baru positif virus Corona Covid-19 tertinggi di Provinsi Jawa Barat (Jabar). Tercatat, sejak 29 Juni lalu ditemukan 1.262 kasus positif dari sekolah pencetak perwira TNI AD itu.

Namun begitu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto memastikan bahwa tak ada penularan virus corona keluar dari lingkungan Secapa TNI AD.

"Oleh karena itu kami memastikan bahwa tidak akan terjadi penularan ke luar kompleks karena kita menjaga dengan ketat agar betul-betul pelaksanaan karantina kewilayahan bisa dijalankan secara maksimal," kata Yurianto dalam konferensi pers daring di Jakarta, Kamis, 9 Juli 2020.

Pasalnya, menurut Yurianto, Kompleks Pusdik Secapa TNI AD di Bandung itu telah dilakukan karantina wilayah atau lockdown pascaditemukannya kasus positif Covid-19.

"Kita lakukan karantina dan kemudian kita larang untuk adanya pergerakan orang baik masuk ke dalam kompleks ataupun keluar dari dalam kompleks," ucap dia.

Pengawasan ini dilakukan secara ketat oleh unsur kesehatan dari Kodam III Siliwangi yang memantau secara terus menerus sepanjang hari.

Hingga kini, menurut Yuri, semua yang dipantau di sekolah pencetak perwira TNI AD tersebut dalam keadaan baik.

 

3 dari 8 halaman

Ditangani Pihak Militer

Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat Daud Achmad mengatakan, penanganan kasus positif Covid-19 di Secapa AD yang diumumkan sebagai klaster baru di Jabar belum lama ini, ditangani langsung oleh pihak militer.

Menurut Daud, penanganan berupa pelacakan kontak hingga tes masif.

"Saya kira bahwa penanganan itu ditangani langsung oleh pihak TNI AD, termasuk pelacakan dan tindak lanjutnya juga sebagaimana kemarin sudah disampaikan oleh Pak Gubernur dan kami masih konfirmasi terus mengenai hal ini (klaster)," kata Daud dalam jumpa pers, Kamis, 9 Juli 2020.

Daud belum menjelaskan detail tim penanganan yang dimaksud apakah Mabes TNI AD atau Kesehatan Daerah Militer (Kesdam).

Meski demikian, Daud memastikan bahwa Gugus Tugas Jabar terus berkoordinasi dengan Secapa TNI AD dan memantau perkembangan penanganan.

 

4 dari 8 halaman

Minta Masyarakat Tetap Waspada

Selain itu, data yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari klaster Secapa AD ke data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar).

"Tetap masuk (Pikobar), ODP dan PDP-nya juga," ucap Daud.

Terkait penanganan di luar lingkungan Secapa TNI AD seperti wilayah permukiman warga sekitar, Daud menyatakan hal itu menjadi kewenangan Pemerintah Kota Bandung. Ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan waspada.

"Itu wilayahnya Kota Bandung. Imbauannya masyarakat tetap waspada," tutur Daud.

Senada, Juru Bicara Percepatanan Penangaanan Covid-19 Achmad Yurianto meminta agar masyarakat tidak khawatir dengan klaster penularan Corona di Secapa AD.

Menurut Yurianto, Tim Gugus Tugas Nasional Covid-19 telah turun menyisir dan mengendalikan persebaran klaster baru tersebut.

"Dari kordinasi kami terakhir dan pengecekan dari klaster Secapa TNI AD, dari 1.262 kasus konfirmasi positif, 17 orang dirawat di rumah sakit, saat ini kondisi yang dirawat sudah membaik tidak ada lagi yang demam yang panas dan keluhan batuk minimal," kata Yurianto saat jumpa pers di Graha BNPB Jakarta, Jumat, 10 Juli 2020.

 

5 dari 8 halaman

Minta Masyarakat Tak Panik

Yurianto melanjutkan, kepada mereka yang tidak menjalankan rawat inap, Tim Gugus Tugas Covid-19 melakukan karantina ketat di Kompleks Secapa TNI AD.

"Protokol karantina menggunakan standar internasional dari WHO, kami tidak mengijinkan ada orang dalam yang keluar, begitu juga sebaliknya," tegas Yurianto.

Dengan demikian, Yurianto meyakini, ledakan kasus di titik tersebut di Jawa Barat sudah tertangani dan masyarakat sekitar tidak perlu khawatir lagi.

"Kita harap masyarakat tidak panik, ini sudah tertangani, kita juga pantau ketat oleh Dinkes Jawa Barat, Dinkes Kota Bandung dan Dinas Kesehatan Kodam 3 Siliwangi, kita bisa kendalikannya dengan baik," Yurianto menandasi.

 

6 dari 8 halaman

Lakukan Tracing Siswa

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani mengatakan, pihaknya sudah mengambil langkah-langkah untuk menangani klaster baru Covid-19 di Secapa AD Bandung. Pemantauan terhadap titik-titik potensial penularan Covid-19 sudah dilakukan.

"Kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa potensi pertambahan kasus Covid-19 di Jabar masih besar dan bertambah dalam waktu waktu yang akan datang. Oleh karena itu penting melakukan tracing dan tracking," kata Berli.

Berli mengatakan, petugas gugus tugas saat ini tengah melakukan tracing terhadap aktivitas para siswa Secapa AD yang dinyatakan positif Covid-19. Rapid tes dilakukan kepada warga maupun orang-orang lainnya yang berinteraksi langsung dengan orang yang dinyatakan positif Covid-19.

"Jadi, yang sudah kita lakukan yaitu mencari ke mana saja peserta didik itu melakukan aktivitas," ujar Berli.

Selain itu, pihak Gugus Tugas Jabar dan Kota Bandung sudah menggelar rapid tes terhadap warga yang tinggal di sekitar Secapa AD. Namun hasilnya sampai saat ini belum terbit.

"Kalau memang ada warga reaktif itu kita tindak lanjut dengan tes swab. Sampai hari ini kita belum menerima laporan adanya yang reaktif rapid tes," ucap Berli, menjelaskan penanganan Corona di Secapa TNI AD.

 

7 dari 8 halaman

Penemuan Awal Tak Sengaja

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menjelaskan awal mula kasus klaster baru penyebaran COVID-19 di Secapa AD yakni bermula dari ketidaksengajaan.

Ketidaksengajaan itu, kata dia, diawali dari adanya dua orang siswa calon perwira yang berobat ke Rumah Sakit Dustira TNI AD di Cimahi. Dari kunjungan ke rumah sakit itu, mereka berdua mengikuti tes pemeriksaan COVID-19.

"Yang satu keluhan karena bisul, berarti demam karena adanya infeksi dan satu lagi masalah tulang belakang. Tapi ternyata mereka dilakukan swab test dan positif," kata Andika di Markas Kodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Sabtu, 11 Juli 2020, seperti dikutip dari Antara.

Atas dasar dua siswa yang positif itu, ia memerintahkan seluruh siswa dan staf yang ada di Secapa AD untuk dilakukan rapid test. Walhasil, ditemukan 187 orang di lembaga pendidikan militer itu dinyatakan reaktif.

Namun belum sampai di situ, untuk lebih meyakinkan penyebaran wabah ini dapat diketahui, tes usap COVID-19 juga dilakukan terhadap seluruh siswa maupun staf Secapa.

Berdasarkan tes usap yang ditindaklanjuti dengan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction, kata dia, ditemukan sekitar 1.200 personel TNI di Secapa yang dinyatakan terinfeksi COVID-19.

Saat ini, ia menyatakan ada 1.280 personel yang positif COVID-19 di Secapa AD. Di antaranya, 991 personel merupakan siswa, dan 289 staf di Secapa beserta anggota keluarga dari staf.

Namun ia memastikan, mayoritas personel yang positif COVID-19 itu tanpa gejala apapun. Hanya sedikit personel yang dirawat karena bergejala ataupun mengidap penyakit lainnya.

Sejauh ini, kata dia, ada 16 personel yang masih dirawat di Rumah Sakit Dustira, berkaitan dengan klaster Secapa.

Awalnya menurut dia, yang dirawat ada sebanyak 17 personel, namun satu diantaranya telah dinyatakan negatif meski belum diizinkan pulang.

"Dan 16 yang masih positif tapi semuanya sudah tidak merasakan gejala apapun juga. Yang satu negatif tetap di sana karena memang masalah TBC atau paru-paru," kata Andika.

 

8 dari 8 halaman

Proses Pendidikan Tetap Berlangsung

KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan, kegiatan pendidikan di Secapa AD masih tetap berlanjut sesuai kurikulum.

Meski begitu, karantina bagi sekitar 1.200 personel TNI yang positif COVID-19 itu masih tetap dilakukan di lingkungan Secapa AD dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Jadi di dalam kegiatan sehari-hari sesuai jadwal mereka, kita isolasi mereka, tapi bukan di dalam barak saja, tetap keluar (barak), kepada setiap mereka kita belikan obat, kita awasi mereka saat istirahat juga," kata Jenderal Andika.

Kemudian pada malam hari, kata dia, petugas pendidik di sana tetap mengawasi dan memastikan para siswa untuk tidur pada saatnya demi menjaga stamina tetap baik meski terinfeksi COVID-19.

"Setelah itu mereka juga olahraga, membuat mereka kelelahan," kata dia seperti dikutip dari Antara.

Hal itu dilakukan karena siswa bersama staf yang dikarantina di Secapa AD tidak mengalami gejala apapun meski terinfeksi. Namun pembatasan ketat juga dilakukan agar mereka yang positif tidak berkontak dengan yang negatif.

"Positif itu diagnosa, tapi secara realita mereka tidak merasakan apa-apa. Tapi tetap mereka dibatasi, supaya tidak berhubungan langsung dengan yang negatif," ucap Andika.

Saat ini, kata KSAD, proses pendidikan di Secapa AD sudah memasuki tahapan akhir kurikulum. Di dalam jadwal, seharusnya saat ini adalah pekan terakhir mereka mengenyam pendidikan di Secapa AD.

"Jadi ini adalah pekan-pekan terakhir sebelum ditutup pendidikannya, yang rencananya akhir bulan ini," jelas Andika.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.