Sukses

Puncak Covid-19 di Jabar, Ridwan Kamil: Kemungkinan Terburuknya Juli

Karena itu, kata Ridwan Kamil, saat ini Jabar terus mempersiapkan kesanggupan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat terdampak Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, puncak pandemi virus Corona atau Covid-19 di provinsinya diperkirakan terjadi pada Juli 2020. Hal tersebut merupakan hitung-hitungan dari kemungkinan potensi terburuk.

"Jadi normalitas dan saya optimis dengan data yang ada yaitu bulan Juli," kata Ridwan Kamil dalam sesi ngobrol bareng bersama Liputan6.com, Senin 11 Mei 2020.

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan, prediksi puncak Corona di Jabar pada Juli ini tidak diambilnya secara sembarangan. Namun demikian, para ahli dari kampus ternama di Jawa Barat seperti Universitas Indonesia, ITB, dan Universitas Padjajaran, memiliki peniliaian yang berbeda.

Pertama ada yang mengatakan pekan depan adalah puncak Covid-19 di Jawa Barat, namun ada sebagian ada yang mengatakan awal Juni dan akhir Juni.

"Jadi ini kan seperti nanya ke dokter, misal Anda terdiagnosa kanker dan akan meninggal minggu depan, tapi kan ada second opinion, dari beberapa dokter yang berbeda," jelas dia.

Karena itu, saat ini Jabar terus mempersiapkan kesanggupan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat terdampak Covid-19. Bansos ini dicukupkan sampai Juli, sesuai prediksi potensi terburuknya.

"Kalau setelah Juli masih belum, juga maka ayo kita pikirkan cara penanggulangan berikutnya," tandas Ridwan Kamil.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus Covid-19 di Jabar Bisa 1,5 Juta Jika Gunakan Herd Immunity

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan tidak akan menggunakan herd immunity dalam menangani pandemi Covid-19 di Jawa Barat. Meurutnya hal itu hanya berdampak buruk dan masif bagi warga Jawa Barat ketimbang skema Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Herd immunity itu membiarkan yang kuat imunitas menang dan membiarkan yang lemah imunitas kalah dari kehidupan, itu seolah tak ada ikhtiar dan saya pemimpin punya dosa kalau tak ada ikhtiar," kata pria karib disapa Kang Emil ini dalam sesi ngobrol bareng bersama Liputan6.com, Senin (11/5/2020) malam.

Emil menjelaskan potential risk dari skema Herd Immunity hingga PSBB yang saat ini diterapkan di seluruh Provinsi Jawa Barat. Skema pertama bila Jawa Barat melakukan Herd Immunity, potensi pasien Covid-19 bisa mencapai 1,5 juta orang.

Kedua, bila PSBB hanya diberlakukan di Bogor, Depok, dan Bekasi, potensi pasien Covid-19 bisa mencapai 600 ribu.

Ketiga, jika diterapkan PSBB di seluruh provinsi Jawa Barat seperti saat ini, dengan total warga Jawa Barat mencapai 50 juta jiwa, maka potensi terburuk terdampak Covid-19 hanya di angkat 90 ribu orang.

"Karena itu saya mengambil langkah dengan potensi prediksi yang terkecil 90 ribu itu, dan terbukti secara berangsur terjadi tren penurunan dan peningkatan pasien sembuh selama PSBB ini," tandas Ridwan Kamil.

Sebagai informasi, PSBB Provinsi Jawa Barat telah diberlakukan sejak 6 Mei 2020 atau sekira sepekan lalu. PSBB ini telah disetujui Menteri Terawan tertuang dalam surat keputusan (SK) bernomor HK.01.07/Menkes/289/2020 dan berlangsung untuk masa terpanjang inkubasi virus atau 14 hari atau hingga 19 Mei 2020.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.