Sukses

6 Fakta Helikopter MI-17 yang Baru Ditemukan Sejak Hilang Kontak Juni 2019

Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asariba yang ikut langsung dalam penerbangan pencarian helikopter akhirnya menemukan puing-puing helikopter MI-17.

Liputan6.com, Jakarta - Helikopter MI-17 milik TNI yang hilang kontak setelah 5 menit terbang dari Bandara Oksibil menuju Bandara Sentani, Papua akhirnya ditemukan.

Penemuan helikopter MI-17 milik TNI itu setelah kurang lebih 7 bulan pencarian atau saat waktu hilang pada 28 Juni 2019 lalu.

Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asariba yang ikut langsung dalam penerbangan pencarian helikopter akhirnya menemukan puing-puing helikopter di Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Pegunungan Bintang pada pukul 09.00 WIT, Senin 10 Februari 2020.

"Lokasinya di salah satu tebing di Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Pegunungan Bintang," ujar Herman.

Mengingat lokasi yang cukup sakral, maka TNI pun terlebih dahulu meminta izin kepada masyarakat setempat untuk melakukan evakuasi terhadap 12 penumpang helikopter nahas itu.

Berikut fakta-fakta hilangnya helikopter MI-17 yang hilang sejak Juni 2019 lalu dan berhasil ditemukan dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Angkut 12 Penumpang dan Hilang Sejak Juni 2019

Helikopter buatan Rusia itu diketahui tergabung pada Pusat Penerbangan TNI AD dan menerbangkan 12 penumpang termasuk lima anggota Batalion Infantri 725/WRG saat dilaporkan hilang dalam penerbangan Oksibil-Sentani, 28 Juni 2019 lalu.

Personel pengawak Mil MI-17 itu adalah Kapten CPN Bambang sebagai flight engineer, Kapten CPN Aris sebagai pilot, Sersan Kepala Suriatna (T/I), Letnan Satu CPN Ahwar (kopilot), Prajurit Satu Asharul (mekanik), Prajurit Kepala Dwi Pur (mekanik), dan Sersan Dua Dita Ilham (bintara avionika).

Kemudian anggota Batalion Infantri 725/WRG yang turut dalam penerbangan itu adalah Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan (komandan regu), dengan anggota Prajurit Satu Yaniarius Loe (tamtama bantuan senapan otomatis), Prajurit Satu Risno (tamtama penembak senapan 1/GLM), Prajurit Dua Sujono Kaimudin (tamtama penembak senapan 2), dan Prajurit Dua Tegar Hadi Sentana (tamtama penembak senapan 4).

 

3 dari 7 halaman

Ditemukan di Lokasi Sakral

Lokasi jatuhnya helikopter MI-17 Penerbad Nomor Reg HA 5138 akhirnya ditemukan. Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asariba yang ikut langsung dalam penerbangan pencarian, menemukan lokasi helikopter MI-17 yang jatuh pada 28 Juni 2019 itu.

"Betul, tadi saya melihat langsung lokasi puing dari ketinggian 12.500 feet. Selanjutnya kami akan fokus evakuasi terhadap korban. Evakuasi harus dipersiapkan dengan matang mengingat lokasi puing berada di tebing dengan sudut hampir 90 derajat," katanya, Senin, 10 Februari 2020.

Pangdam bersama Bupati Pegunungan Bintang, Constan Oktemka dan Danrem 172 PWY, Kolonel Inf Binsar Sianipar yang ikut dalam penerbangan pencarian gunakan Heli AS 350 B2 milik Demonim Air itu, menemukan lokasi puing-puing helikopter MI-17 pada pukul 09.00 WIT, Senin, 10 Februari 2020.

"Lokasinya di salah satu tebing di Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Pegunungan Bintang," kata Herman.

Mengingat lokasi penemuan helikopter itu dianggap sakral oleh masyarakat setempat, maka Herman memohon izin dan restu kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Distrik Oksop untuk mendukung misi kemanusiaan ini.

"Sebab tentunya dalam waktu dekat kami akan lakukan kegiatan evakuasi bagi para prajurit kami yang gugur dan menjadi korban dalam kecelakaan heli itu," jelas Herman saat bertemu dengan aparat pemda dan tokoh masyarakat di Aula Koramil Oksibil.

 

4 dari 7 halaman

Evakuasi Sempat Terkendala

Komandan Korem 172/PWY, Kolonel Infantri Binsar Sianipar mengakui, evakuasi penumpang helikopter MI 17 yang ditemukan di Pegunungan Mandala, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, terkendala cuaca yang sering berubah.

"Memang faktor cuaca menjadi penyebab dilakukannya evakuasi terhadap korban," katanya dikutip Antara, Selasa, 11 Februari 2020.

Sianipar mengatakan, cuaca sangat mempengaruhi upaya tim mendekati lokasi, apalagi posisinya berada di ketinggian 12.500 kaki dari permukaan laut dengan kemiringan sekitar 90 derajat alias tegak lurus.

Bahkan helikopter pencari hanya sempat sekali melihat dari udara dan kembali ke Oksibil karena cuaca tidak bersahabat, kata Sianipar seraya menambahkan kemungkinan besar ke lokasi dengan berjalan kaki.

Selain menggerahkan anggota, dia katakan, mereka juga meminta bantuan dari warga yang mengetahui jalan menuju lokasi.

 

5 dari 7 halaman

12 Jenazah Ditemukan dan Dievakuasi

Tim evakuasi helikopter MI-17 Penerbad No Reg HA 5138 yang dipimpin oleh Danrem 172/PVY, Kol Inf Binsar Sianipar, menemukan 12 jenazah penumpang heli tersebut.

"Kami identifikasi, dari 9 jenazah bisa kita kenali dari pakaian dan atribut yang mereka kenakan, sedangkan 3 jenazah lagi masih diperlukan proses identifikasi lebih lanjut," tulis Binsar lewat keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, 14 Februari 2020.

Dia mengatakan, 12 jenazah ditemukan di sekitaran puing-puing helikopter MI 17 Penerbad No Reg HA 5138, pukul 12.30 WIT. Menurut dia, tim menjangkau titik tersebut dengan perjuangan luar biasa.

"Tim evakuasi dari Yonif 751 Raider tiba di lokasi puing setelah berjalan mendaki selama kurang lebih 5 jam dari base camp yang dirikan sejak kemarin sesaat setelah mereka diturunkan dengan menggunakan tali dari heli angkut personel," ujar Binsar.

"Sejumlah 10 jasad dengan mudah teridentifikasi dari pakaian yang dikenakannya sedangkan dua lainnya belum," ungkap Binsar.

Dia menambahkan, setibanya di Sentani, jenazah langsung dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan identifikasi secara lengkap.

 

6 dari 7 halaman

Jenazah Berhasil Diidentifikasi

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Papua dan Kesehatan Daerah Milter (Kesdam) XVII/Cenderawasih telah merampungkan proses identifikasi terhadap 12 prajurit TNI yang gugur dalam kecelakaan helikopter MI-17 di Pegunungan Mandala, Distrik Oksob, Pegunungan Bintang, Papua.

Ketua TIM DVI Polda Papua Kombes Agustinus mengatakan, hasil identifikasi dari 12 jenazah prajurit TNI yang dudug dalam kecelakaan helikopter itu, satu di antaranya menggunakan cara eksklusi.

"Dapat disimpulkan bahwa 12 jenazah ini teridentifikasi berdasarkan data primer dan sekunder, satu di antaranya dari cara eksklusi," kata Agustinus saat jumpa pers di ruang Biddokes Polda Papua, Minggu, 16 Februari 2020 malam.

Agustinus yang didampingi Kepala Kesdam XVII/Cenderawasih Kolonel (Ckm) Djanuar Fitriadi, Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal dan Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol (Inf) Dax Sianturi mengatakan, hasil identifikasi dalam bentuk berkas segera diserahkan kepada keluarga korban.

"Hasil dari indentifikasi ini segera kami serahkan kepada yang berhak, atau namanya sertifikat kematian," kata Agustinus.

Seperti dilansir Antara, Kakesdam XVII/Cenderawasih Djanuar Fitriadi mengatakan, proses identifikasi ini bisa berlangsung cepat karena jauh hari sebelumnya pihak Kodam XVII/Cenderawasih telah mengumpulkan data-data 12 prajurit yang ada di helikopter nahas tersebut.

"Proses identifikasi ini tidak berjalan hanya malam kemarin, tapi sejak evakuasi dari Oksibil menuju Jayapura telah dilakukan bersama-sama tim lain, termasuk dari RSUD Jayapura, RSUD Abepura, Kesehatan TNI-AL dan TNI-AU serta pengumpulan data-data dari keluarga sejak pekan lalu," katanya.

 

7 dari 7 halaman

Jenazah Diterbangkan ke Rumah Duka

Djanuar menjelaskan, sebanyak delapan jenazah korban kecelakaan helikopter MI-17 akan diterbangkan ke Semarang, Jawa Tengah dan Surabaya, Jawa Timur pada Senin (17/2/2020) dari Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

"Setelah proses identifikasi selesai dan diumumkan, kami dari Kodam XVII/Cenderawasih telah merencanakan yang pertama tentunya menyerahkan jenazah kepada perwakilan keluarga korban, dan kita lanjutkan dengan memulangkan kembali jenazah ke daerah asal sesuai permintaan keluarga," kata Djanuar.

"Untuk proses pemulangan ini, rencananya kita mulai Senin (17/2020) dan Selasa, 18 Februari 2020. Dan untuk besok, kita rencanakan untuk tujuan Semarang dan Surabaya. Satu jenazah ke Surabaya, Jawa Timur dan tujuh jenazah ke Semarang Jawa Tengah," sambung dia.

Menurut dia, kedelapan jenazah itu akan dilepas dalam upacara militer yang akan dipimpin oleh Pangkogabwilhan Letjen TNI G Warsito mulai pukul 08.00 WIT.

"Empat jenazah lainnya akan diterbangkan ke Sorong, Ambon, Kupang dan Kendari pada Selasa (18/2) yang akan dilepas oleh Panglima TNI," katanya.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun ANTARA di lapangan dari berbagai sumber, jenazah yang akan dikirim ke Semarang, Jawa Tengah yakni Kapten Cpn Aris Afik Novian (Pilot), Kapten Cpn Bambang Saputra (Flight Engineer), Lettu Cpn Ahwar Affandi (Co Pilot), Serka Suriatna Wijaya Kusuma (TI), Serda Dita Ilham Primojati (Avionic), Praka Dwi Purnomo (Mekanik) dan Pratu Asharul Mashudi (Mekanik).

Sementara jenazah yang akan diterbangkan ke Surabaya, Jawa Timur yakni Prada Tegar Hadi. Sedangkan empat jenazah lainnya yang akan diterbangkan pada Selasa, 18 Februari 2020 yakni Serda Ikrar Setia Nainggolan yang akan diterbangkan ke Sorong, Papua Barat.

Lalu, Pratu Risno diterbangkan ke Kendari, Sulawesi Tenggara, Pratu Yanuarius Loe diterbangkan ke Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan Prada Sujono diterbangkan ke Ambon, Maluku.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.