Sukses

Usut Sindikat Jual Beli Nomor Antrean Paspor Online, Imigrasi Gandeng Polda

Pihak Imigrasi membongkar praktik jual beli nomor antrean di Imigrasi Kelas I Bandung.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Ronny F Sompie menyatakan akan berkerja sama dengan tim Saber Pungli Polda se-Indonesia untuk menjerat sindikat permohonan paspor online.

Dia mengaku geram dengan oknum-oknum yang memanfaatkan tekhnologi informasi (IT) dalam sistem pendaftaran paspor online yang masih terus dibangun dan diperbaiki oleh Ditjen Imigrasi Kemenkumham.

"Ide untuk berkolaborasi, bekerja sama ini untuk memberantas permainan yang mengganggu integritas pelayanan terhadap pengajuan permohonan paspor online," ujar dia saat dikonfirmasi, Selasa (10/9/2019).

Bahkan, demi perbaikan dalam melayani masyarakat terkait pembuatan paspor online, Ronny meminta kepada tim Saber Pungli untuk tak ragu menjerat pejabat di Ditjen Imigrasi yang terlibat dalam sindikat tersebut.

"Apabila ada pejabat Imigrasi yang terlibat kasus ini, semua diserahkan kepada penyidik Polda di bawah koordinasi tim Saber Pungli untuk meneruskan proses penyidikannya sampai ke pengadilan," kata Ronny.

Ronny mengatakan, ide bekerja sama dengan tim Saber Pungli Polda muncul dari Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Jabar dan Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Bandung usai mengalami gangguan cyber crime dengan modus operandi booking antrean paspor online.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jual Beli Nomor Antrean Imigrasi

Menurut Ronny, ini awal mula untuk menjerat oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Seperti diketahui, pihak Imigrasi membongkar praktek jual beli nomor antrean di Imigrasi Kelas I Bandung.

"Kalau ada pejabat imigrasi yang main mata, bisa langsung diproses untuk membangun efek jera untuk tidak bermain dan bersindikasi dengan pelaku kejahatan," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.