Sukses

3 Fakta tentang Penyerang Anggota Polsek Wonokromo

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjenguk Aiptu Agus, polisi korban penyerangan Polsek Wonokromo yang dirawat di RS Bhayangkara Polda Jatim.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Polsek Wonokromo Aiptu Agus Sumartono dan Briptu Febian menjadi korban penyerangan seorang pria bernama Imam Musthofa alias IM pada Sabtu, 17 Agustus 2019.

Awalnya, IM ketika menyambangi SPKT Polsek Wonokromo . Ia yang tampak hendak membuat laporan kepolisian.

Aiptu Agus yang sedang bertugas kala itu sempat berbincang dengan IM. Tetapi, tiba-tiba IM berdiri dan mengayunkan parang ke kepala Aiptu Agus. Serangan bertubi-tubi diterima Aiptu Agus.

IM akhirnya berhasil diamankan. Densus 88 Antiteror Polri langsung menggeledah di rumah kos pelaku di Jalan Sidosermo IV Gang 1, Surabaya pada Sabtu, 17 Agustus 2019 pukul 19.00 WIB. Dari penggeledahan, polisi membawa beberapa barang bukti dan juga istri pelaku untuk dimintai keterangan.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian pun angkat bicara. Ia pun langsung menjenguk Aiptu Agus yang dirawat di RS Bhayangkara Polda Jatim. Menurut Tito, aparat kepolisian sudah mengidentifikasi penyerang.

Berikut 3 pernyataan Tito terkait penyerangan yang terjadi di Polsek Wonokromo dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Pelaku Self Radicalism

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, pelaku penyerangan terhadap anggota Polsek Wonokromo, Jawa Timur, melakukan radikalisasi diri sendiri atau self radicalism dengan melihat internet.

"Sementara info yang saya dapat dari Densus 88 maupun Polda Jatim, tersangka ini self radicalism, radikalisasi diri sendiri karena melihat online, dari gadget, internet," kata Tito.

Menurut Tito, berbekal berselancar di internet, pelaku IM kemudian meyakini pemahaman interpretasi jihad versi dirinya sendiri dengan mendatangi Polsek Wonokromo dan menyerang petugas.

"Polisi dianggap thogut karena bagi mereka, polisi selain thogut juga dianggap kafir harbi karena sering melakukan penegakan hukum kepada mereka, sehingga bagi pelaku melakukan serangan kepada kepolisian dianggap bisa mendapat pahala," ujar Tito.

 

3 dari 4 halaman

2. Didiga Pendukung JAD

Menurut Tito, kepolisian sudah mengidentifikasi penyerang anggota Polsek Wonokromo. Dia meminta kepala seluruh anggota Polri untuk mengejar dan menangkap seluruh jaringan kelompok radikalisme, supaya peristiwa teror seperti ini tidak terulang kembali.

"Pelaku adalah pendukung kelompok JAD. Jaringan JAD masih ada dan masih ada kaitannya dengan bom gejera Surabaya," tutur Tito.

Tito mengatakan, pihaknya sudah melakukan penegakan hukum dan sudah menangkap jaringan kelompok radikalisme, namun masih ada beberapa pendukung.

"Kita akan kejar terus, yang jelas siapa pun yang terkait dengan jaringan ini akan kita lakukan tindakan tegas," kata dia.

Tito menjelaskan, pelaku belajar paham radikalisme secara online dan jaringan orang per orang. "Detailnya akan disampaikan kalau penyelidikan selesai," ujar dia.

4 dari 4 halaman

3. Anak Pelaku Penyerangan Dibantu Polri

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengunjungi Aiptu Agus Sumartono, anggota SPKT Polsek Wonokromo, korban penyerangan yang dilakukan pria berinisial IM.

Ia didampingi Kapolda Jatim, Irjen Luki Hermawan dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menjenguk Aiptu Agus di ruangan Anggrek 2 Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Jatim, berlokasi di Jalan Achmad Yani Surabaya.

Dalam kesempatan ini, Tito mengungkapkan, pihaknya akan membantu anak-anak pelaku. "Anak-anak pelaku ada empat, ada yang sudah kerja dan dua sedang sekolah dan satu lagi sedang hafiz Alquran. Dari institusi Polri akan membantu anak-anaknya," tutur Tito.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.