Sukses

6 Tahun Lalu, Bandara Polonia di Medan Akhiri Penerbangan Komersial

Pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 7803 menjadi pesawat terakhir yang mendarat di Bandara Polonia Medan, Sumatera Utara.

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 7803 menjadi pesawat terakhir yang mendarat di Bandara Polonia Medan, Sumatera Utara, Rabu, 24 Juli 2013 pukul 23.50 WIB. Pesawat tersebut terbang dari Bandara Husein Sastranegara Bandung, Jawa Barat.

Dalam catatan sejarah hari ini yang dihimpun, pilot dan penumpang pesawat komersial tersebut langsung disambut Menteri BUMN Dahlan Iskan, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, dan Wakil Gubernur Sumut HT Erry Nuradi.

Pilot hingga penumpang maskapai tersebut juga disambut dengan tari-tarian dan diberikan kalungan bunga.

Aktivitas operasional penerbangan sipil di Bandara Polonia pun resmi ditutup pada Rabu pukul 24.00 WIB. Bersamaan dengan itu, terhitung sejak Kamis, 25 Juli 2019 pukul 00.01 WIB, Bandara Internasional Kualanamu akan mengawali operasinya untuk menggantikan peran Bandara Polonia.

Pengalihan tersebut sesuai dengan dokumen AIRAC AIP (Aeronautical Information Regulation And Control / Aeronautical Information Publication) Supplement No: 03/13 tertanggal 30 Mei 2013.

Dokumen yang dirilis Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan tersebut berisi tentang Pengoperasian Bandara Internasional Kualanamu terkait dengan Wilayah Udara Pelayanan Lalu Lintas Udara dan Prosedur Penerbangan.

"Dengan demikian, untuk seterusnya, seluruh kegiatan pelayanan operasional penerbangan dari dan menuju Medan dilakukan di Bandara Kualanamu," terang Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Tri S Sunoko, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 23 Juli 2013.

Proses pemindahan seluruh peralatan pendukung operasional maupun komponen lain dari Polonia ke Kualanamu dilakukan secara maraton hingga 24 Juli tengah malam, termasuk pesawat-pesawat yang akan melakukan penerbangan pada pagi hari 25 Juli.

Dia menjelaskan, secara kapasitas, daya tampung Bandara Kualanamu yang berada di Kabupaten Deli Serdang tersebut, hampir mencapai 10 lipat dari Bandara Polonia.

Persiapan Dilakukan Pihak Bandara Kualanamu Hadapi Natal dan Tahun Baru (FOTO: Liputan6.com/Reza Efendi)

Jika Bandara Polonia berdaya tampung 900 ribu pergerakan penumpang per tahun, Kualanamu mampu melayani pergerakan sebanyak 8,1 juta penumpang per tahun melalui pengembangan Tahap I.

Pada pengembangan lanjutan yang telah diprogramkan, Kualanamu didesain mencapai kapasitas maksimal untuk melayani hingga 22,1 juta pergerakan penumpang per tahun.

Berbeda dengan Polonia, di area tersebut terdapat 80 konter check-in yang telah dilengkapi teknologi Baggage Handling System (BHS). Ini merupakan teknologi penanganan bagasi otomatis pertama yang digunakan oleh bandara di Indonesia.

Selain memiliki tingkat pendeteksi keamanan tertinggi (Level 5), teknologi ini memungkinkan penumpang untuk melakukan pendaftaran bagasi di konter mana pun tanpa takut barangnya tertukar jadwal penerbangan.

Selain itu, bandara yang berada di atas lahan seluas 1.365 hektare ini juga dilengkapi fasilitas modern lain yang sebelumnya tidak ditemui di Bandara Polonia.

Antara lain delapan garbarata (avio bridge) yang akan menghubungkan penumpang langsung dari area keberangkatan di dalam terminal menuju kabin pesawat.

Pembangunan bandara ini menelan dana Rp 5,8 triliun. Alokasi pembiayaan bersumber dari anggaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 3,3 triliun dan alokasi pembiayaan PT Angkasa Pura II (persero) sebesar Rp 2,5 triliun.

Adapun anggaran sebesar Rp 3,3 triliun dialokasikan untuk pembebasan tanah, pembangungan landasan pacu (runway), taxiway, apron, navigasi, serta bangunan operasional. Bandara ini dibangun selama 6 tahun.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menengok Kualanamu

Bandara Kualanamu terletak pada 39 Kilometer dari pusat Kota Medan, Sumatera Utara. Berdiri di atas lahan seluas sekitar 1.365 hektare, Kualanamu merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.

Namun untuk fasilitas, kata General Manager Angkasa Pura II M Wasfan kepada Liputan6.com saat itu, diklaim berada di peringkat pertama. Semua aktivitas bandara dilakukan dengan sistem yang terkomputerisasi.

Bandara ini dilengkapi dengan baggage handling system (BHS). Dengan adanya fasilitas ini, barang-barang yang akan diletakkan di bagasi pesawat dapat terkelompokkan dengan cara yang canggih dan otomatis. Pemisahan barang tak lagi dilakukan secara manual. Seperti manusia, barang-barang itu juga bakal mengalami proses check in.

"Barang-barang akan menempatkan sendiri. Sama (teknologinya) seperti di Korea, Malaysia, dan Singapura," tutur Wasfan.

Kualanamu dikelilingi oleh perairan Selat Malaka. Berbagai pantai di sekelilingnya merupakan lokasi wisata, seperti Pantai Cermin, Pantai Gudang Garam, dan Pantai Labu.

Selain restoran dan toko oleh-oleh, bandara ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti pusat olahraga dan pos pengaduan TKI.

Apalagi bandara ini juga dilengkapi dengan galeri foto-foto bertema Sumatera Utara. Kualanamu juga muncul sebagai bandara pertama yang terintegrasi dengan stasiun kereta api. 

Sementara itu, Bandara Polonia kini berfungsi menjadi pangkalan TNI Angkatan Udara dengan nama Lanud Soewondo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.