Sukses

Perjalanan Instalasi Bambu Getih Getah hingga Akhirnya Dibongkar

Tujuan pembuatan instalasi bambu Getih Getah untuk mempercantik Ibu Kota saat penyelenggaraan Asian Games 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Instalasi bambu Getih Getah yang ditempatkan di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat pada Agustus 2018 akhirnya dibongkar. Tujuan pembuatan instalasi seni bambu tersebut untuk mempercantik Ibu Kota saat penyelenggaraan Asian Games 2018.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, ide instalasi bambu ini bermula pada Oktober 2015 saat dia menyambangi Frankfurt Book Fair di Jerman.

Ketika baru dipasang, instalasi itu pun menjadi incaran warga. Mereka berbondong-bondong berswafoto di depan karya seni bambu itu saat car free day (CFD).

Namun kini, karya seni Joko Avianto itu dibongkar pada Rabu malam 17 Juli 2019. Alasannya, kondisinya yang mulai rapuh.

Berikut cerita di balik instalasi bambu Getih Getah hingga akhirnya dibongkar seperti yang dihimpun Liputan6.com:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Karya Seni Joko Avianto

Pada sekitar Agustus 2018, Pemprov DKI menempatkan instalasi bambu, sebuah karya seni karya Joko Avianto.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, ide instalasi bambu itu bermula Oktober 2015 saat dia menghadiri Frankfurt Book Fair di Jerman.

"Bulan Oktober 2015 kami menyelenggarakan Frankfurt Book Fair dan salah satu yang ditunjukkan di sana adalah karya bambu dari Pak Joko, Mas Joko ini. Lalu saya minta Mas Joko untuk membuat instalasi di Jakarta," kata Anies di Velodrome, Jakarta Timur, Rabu, 15 Agustus 2018.

 

3 dari 6 halaman

Alasan Pemasangan Instalasi

Anies mengatakan bambu sering diremehkan. Oleh karena itu, ia ingin menunjukkan bahwa bambu adalah benda bernilai tinggi.

"Bambu sering dianggap tak bernilai. Kami ingin tunjukkan di tanah yang paling mahal di Indonesia, Bundaran HI di situ, dipasang instalasi dengan material paling murah di Indonesia. Lewat kreativitas tangan Pak Joko, material yang tak bernilai itu jadi karya seni yang tak ternilai. Itu pesan yang ingin disampaikan," jelas Anies Baswedan.

Instalasi seni itu, menurut Anies, sengaja dipilih dari bambu dengan harapan agar masyarakat tahu kelebihan-kelebihan bambu.

"Sengaja dipasang untuk ucapan selamat datang dan disiapkan hari ini karena nanti dilewati torch relay obor Asian Games dan warga bisa lihat. Saya anjurkan hari Minggu lihat ini. Bambu biasanya kita menyaksikan bambu posisinya lurus, sekarang ditekuk-tekuk sampai bentuknya seperti bunga matahari. Harapannya jadi inspirasi ke seluruh Indonesia bahwa bambu itu bisa dipakai untuk banyak ekspresi seni," Anies memungkasi.

 

4 dari 6 halaman

Telan Biaya Rp 550 Juta

Instalasi bambu tersebut merupakan hasil karya dari seniman Joko Avianto. Biaya pembuatan serta pemasangan instalasi seni bambu itu menelan biaya Rp 550 juta yang berasal dari 10 BUMD DKI dengan sistem konsorsium.

"Bambunyanya boleh bengkok, tapi niatnya lurus," kata Anies.

Anies pun mengunggah instalasi bambu di kawasan Bundaran HI di akun media sosialnya. Berikut postingan Anies diakun Instagram miliknya:

Getah Getih..

Inilah bambu Indonesia. Ditanam di pedesaan, dirawat dan dipanen oleh petani kecil, dijajakan oleh pedagang mikro. Kini membentang di area tanah -salah satu- paling mahal di Republik ini.

Dari imajinasi, kreasi dan lewat tangan terampil anak bangsa, Joko Avianto, bambu murah dari desa ini menjadi karya seni yang tak terupiahkan nilainya. Keindahan yang menjulang dan membanggakan.

Bentangan dan balutan bambu ini jadi pengirim pesan. Di tengah deretan beton tinggi yang cakarnya menggenggam tanah Ibukota, hadir karya bambu yang lembut, sederhana tapi kompleks. Sebuah material trasidisional yang dibalut ilmu, kreativitas dan kemodernan.

Dengan rasa cinta dan kreativitas, bambu yg dianggap tak bernilai menjadi karya seni yg tak ternilai.

Bambu ini membentuk pesona seni yg menggerakkan. Membahanakan pesan dahsyat tentang bangsa kita. Pesan tentang kokoh tapi lentur, tegak tapi liat, kecil tapi raksasa, ribuan tapi menyatu, satuan tapi tak terserak. Itulah kita, bangsa Indonesia tercinta: 262 juta anak bangsa, 400-an suku bangsa, dan bercakap dalam 700-an bahasa. Sebuah bangsa yang dahsyat!.

Di sini, dari gagasan, ribuan bambu ini membentuk sebuah kesatuan dan persatuan. Dari gagasan, jutaan anak bangsa ini membentuk kesatuan dan persatuan.

Mari kita sambut kembali saudara-saudara se-Asia dengan pesan persatuan, dengan kehangatan Indonesia, dan dengan kebanggaan bernegara.

Jakarta, 15 Agustus 2018

Anies Baswedan

 

5 dari 6 halaman

Sasaran Swafoto

Instalasi bambu yang menghiasi kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) diserbu para warga atau pengunjung car free day (CFD). Mereka beramai-ramai berswafoto di depan karya seni bambu itu.

"Unik nih bentuknya. Makanya saya foto di sini," ujar Feri, seorang pengunjung CFD, di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 19 Agustus 2018.

Feri tak sendiri, ada puluhan warga lainnya yang turut berfoto. Bahkan, ada sejumlah warga yang baru mengetahui adanya karya seni ini saat berkunjung ke Bundaran HI.

"Baru lihat ini. Saya kira patung apa gitu, enggak tahunya bambu," ucap Didi warga asal Duren Sawit.

Menurutnya, instalasi bambu itu menambah indah kawasan Bundara HI. "Ya bagus lah, jadi bagus aja," tambah Didi.

 

6 dari 6 halaman

Dibongkar

Pembongkaran instalasi bambu Getih Getah mulai dilakukan sejak Rabu 17 Juli 2019 malam. Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati membenarkan pembongkaran tersebut.

Fuzi mengatakan, alasan pembongkaran instalasi bambu Getih Getah karena kondisi yang mulai rapuh.

"Dilakukan pembongkaran karena bambunya sudah mulai rapuh karena cuaca sehingga jalinan bambu sudah mulai jatuh. Khawatir rubuh," kata Suzi saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (18/7/2019).

Saat ini, kata Suzi, bambu tersebut tidak dapat digunakan kembali. Sementara lahan bekas tempat bambu akan ditanami sejumlah tanaman hias.

"Tidak dapat digunakan lagi. Sekarang ditanam border semak ground cover sambil menunggu instalasi lainnya," ucapnya dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.